مسند أحمد ٢١١٧٢: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا سَلِيمُ بْنُ حَيَّانَ حَدَّثَنَا أَبُو غَالِبٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أُمَامَةَ يَقُولُ إِذَا وَضَعْتَ الطَّهُورَ مَوَاضِعَهُ قَعَدْتَ مَغْفُورًا لَكَ فَإِنْ قَامَ يُصَلِّي كَانَتْ لَهُ فَضِيلَةً وَأَجْرًا وَإِنْ قَعَدَ قَعَدَ مَغْفُورًا لَهُ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ يَا أَبَا أُمَامَةَ أَرَأَيْتَ إِنْ قَامَ فَصَلَّى تَكُونُ لَهُ نَافِلَةً قَالَ لَا إِنَّمَا النَّافِلَةُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ تَكُونُ لَهُ نَافِلَةً وَهُوَ يَسْعَى فِي الذُّنُوبِ وَالْخَطَايَا تَكُونُ لَهُ فَضِيلَةً وَأَجْرًا
Musnad Ahmad 21172: Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah mengabarkan kepada kami Salim bin Hayyan telah menceritakan kepada kami Abu Ghalib berkata: Saya mendengar Abu Umamah berkata: Bila kau letakkan taharah di tempat-tempatnya maka kau duduk dalam keadaan mendapatkan ampunan, bila ia berdiri lalu shalat, itu adalah tambahan dan pahala baginya, bila ia duduk, ia duduk dalam keadaan telah diampuni. Kemudian seseorang berkata padanya: Hai Abu Umamah bagaimana menurutmu bila seseorang berdiri kemudian shalat, apakah itu menjadi ibadah tambahan baginya? Ia menjawab: Tidak, ibadah tambahan hanya untuk Nabi ShallallahuAlaihiWasallam. Bagaimana bisa menjadi ibadah tambahan baginya sementara ia melakukan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan, bagaimana bisa menjadi ibadah tambahan dan pahala baginya?
Musnad Ahmad Nomer 21172