AL-Hikam Pasal 192 Hakikatnya Karomah

Al-Hikam Pasal 192

“Hakikatnya Karomah”


رُبَّما رُزِقَ الكرَامة َمن لم تَكـْمُلْ لهُ الاِسْتِقَامةُ

“Terkadang Allah memberikan karomah (keistimewaan) kepada seseorang yang belum sempurna istiqomahnya.”

Syarah

Seorang murid sebaiknya tidak mengharapkan karomah, dan tidak tertipu dengan munculnya karomah pada dirinya. Karena keistimewaan yang diberikan pada murid yang belum sempurna istiqomahnya, bisa jadi hanya berupa ma’unah, atau bahkan istidroj. Karena hakikat karomah itu ialah Istiqomah. Dan kesempurnaan istiqomah itu ada pada dua perkara yaitu: sungguh-sungguhnya iman, dan benar-benar mengikuti apa yang di ajarkan Rosulullah saw. Secara lahir batin.

Syeih Abul Hasan As-Syadzily ra. berkata: Tiap kekramatan yang tidak disertai keridhoan terhadap Allah, berarti orang itu tertipu dan akan binasa.

Syeih Abul Abbas Al-Mursy ra. berkata: Bukannya kebesaran(karomah) itu bagi orang yang bisa melipat dunia ini sehingga dalam satu detik bisa sampai ke makkah dan negara lain-lain. Tetapai kebesaran itu ialah orang yang dilipatkan baginya sifat-sifat hawa nafsunya, sehingga ia langsung disisi Tuhannya.

Syeih Sahl bin Abdullah ra. Berkata: Sebesar-besar karomah yaitu berubahnya akhlaq yang jelek menjadi akhlaq yang baik. Dan ada yang mengatakan : kamu jangan heran dari seseorang yang tidak menaruh apa-apa dalam sakunya, tetapi ketika ia ingin sesuatu dimasukkan tangannya dalam sakunya dan mendapat apa yang di inginkan. Tapi kamu boleh heran dari seorang yang menaruh apa-apa dalam sakunya, ketika ia ingin sesuatu dimasukkan tangannya dalam sakudan tidak mendapat apa-apa, dan tidak berubah imannya kepada Allah.

Syeih Abu Yazid Al-Busthomy ra. Berkata: Andaikata ada orang berjalan diatas air, atau duduk diudara, maka jangan kau tertipu olehnya sehingga kau perhatikan ia, bagaimana terhadap perintah dan larangan Allah dan Rosulullah. Sebab setan dapat bergerak dari timur kebarat dalam sekejap mata, dan dia tetap dilaknat(terkutuk).