AL-Hikam Pasal 214-216 Cara Mengobati Hawa Nafsu
Al-Hikam Pasal 214-216

CARA MENGOBATI HAWA NAFSU


٢١٤ - ٭ تَمَكُّنُ حَلاوَتِ الهَوٰى منَ القلْبِ هُوَالدَّاءُ العِضاَلُ ٭

214,“Rasa manis (enak)nya hawa nafsu yang telah menetap(memenuhi) dalam hati, adalah penyakit yang sulit untuk di obati.”

Hati itu tempatnya Iman, Yaqin dan makrifat, ketiganya itu sebagai obat penyakit hati yang timbul dari hawa nafsu, apabila penyakit itu sudah menetap dan menguasai/ memenuhi hati, maka tidak ada tempat untuk obat. Disitulah letak repot dan sulitnya mengobatinya, sehingga sulit disembuhkan.

واصل كل معصية وغفلة وشهوة وشرك هو الرضا عن النفس

"Asal usul/pokok dari pada kemaksiatan, ghoflah (lupa pada Allah), syahwat (kesenangan), dan kemusyrikan itu sebab ridho dengan hawa nafsu"


٢١٥ - ٭ لاَيُخْرجُ الشَهْوَاة َمِنَ القَلْبِ الاَّ خَوْفٌ مُزْعِجٌ اَوشَوْقٌ مُغْلقٌ ٭

215. “ Tidak ada yang bisa menyembuhkan/mengeluarkan kesenangan nafsu (yang sudah menetap) dalam hati, kecuali rasa takut yang menggetarkan, atau rindu yang menggelisahkan.”

Keinginan hawa nafsu yang sudah memenuhi hati itu sangat luar biasa pengaruhnya, maka untuk mengobatinya sangatlah sulit, hanyalah dengan rasa takut yang besar (menggetarkan)yaitu dengan berfikir tentang ayat-ayat Allah tentang balasan dan ancaman Allah, siksa bagi orang yang maksiat, ingat akan datangnya mati, dimasukkan dalam kubur, ditanya oleh malaikat munkar nakir, datangnya hari kiamat dan neraka. dan rasa rindu yang sangat, yaitu dengan berfikir tentang ayat-ayat Allah tentang kemulyaan dan kenikmatan yang diberikan kepada orang-orang yang ahli taat kepada Allah, dan para kekasihNya, berupa surga dan kenikmatan yang lebih lagi di dalamnya.


٢١٦ - ٭كمَالايُحِبُّ العملَ المُشْتَرَكَ كذٰلكَ لايُحِبُّ القلبَ المُشْتَرَكَ، العملُ المُتَرَكُ لاَيَقبَلهُ والقلبُ المُشترَكُ لاَيُقْبِلُ عليهِ ٭ِ

216. “ Sebagimana Allah tidak suka dengan amal yang dipersekutukan dengan lainNya, begitu pula Allah tidak suka dengan hati yang diperskutukan dengan lainNya. Amal /ibadah yang dipersekutukan dengan sesuatu selain Allah tidak akan diterima oleh Allah, dan hati yang dipersekutukan maka Allah tidak akan menghadapi/meridhoinya.”

Amal yang yang dipersekutukan yaitu : amal/ibadah yang kemasukan salah satu dari tiga hal :

Riya’ (amal yang karena makhluk),
Tashonnu’ (membaik-baikan amal di hadapan manusia),
‘Ujub ( merasa besar dan baik amalnya sendiri).

Sedangkan hati yang bersekutu yaitu : hati yang masih cinta kepada selain Allah,dan masih mengharap dan takut atau masih bersandar kepada selain Allah. Dan Allah hanya menerima amal yang ikhlas karena Allah, dan Allah hanya mau menghadapi orang yang dihatinya hanya ada Allah.