Al-Hikam Pasal 59-60
Dosa Dan Husnud-Dhon
لاَ يُعظَمُ الذنبُ عِندَكَ عظمَةً تَصُدُّكَ عَنْ حُسنِ الظنِّ بِاللهِ ، فَاِنَّ مَنْ عَرَفَ رَبَّهُ اِسْتَسغَرَ فىِ جَنْبِ كرَمِحِ ذ َنْبُهُ
59."Jangan sampai terasa bagimu besarnya suatu dosa itu, hingga dapat merintangi engkau dari khusnudz-dzon [baik sangka] terhadap Allah Ta'ala, sebab barangsiapa yang benar-benar mengenal Allah Ta'ala, maka akan menganggap kecil dosanya itu di samping ketulusan kemurahan Allah."
Syarah
Merasa besarnya suatu dosa itu baik, jika menimbulkan rasa akan bertaubat dan niat untuk tidak mengulanginya untuk selama-selamanya. Tetapi jika merasa besarnya dosa itu akan menyebabkan putus dari rahmat Allah, merasa seakan-akan rahmat dan ampunan Allah tidak akan didapatnya, maka perasaan itu lebih berbahaya baginya dari dosa yang telah dilakukannya, sebab putus asa dari rahmat Allah itu dosa besar dan itu perasaan orang-orang kafir.
Abdullah bin Mas'ud rodhiyAllahu 'anhu berkata: "Seorang mukmin melihat dosanya bagaikan gunung yang akan menimpanya, sedang orang munafiq melihat dosanya bagaikan lalat yang hinggap diujung hidungnya, maka diusirlah ia dengan tangannya.
Nabi shollAllahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, andaikan kamu tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan mematikan kamu, dan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa lalu istighfar [minta ampun] dan diampunkan bagi mereka itu."
Nabi shollAllahu 'alaihi wasallam bersabda: "Andaikan perbuatan dosa itu tidak lebih baik bagi seorang mukmin dari pada ujub [mau diagung-agungkan karena amal kebaikannya], maka Allah tidak akan membiarkan seorang mukmin berbuat dosa untuk selamanya."
Sebab ujub itu menjauhkan seorang hamba dari Allah, sedang dosa itu menarik hamba mendekat kepada Allah. Dan ujub, merasa besar diri, sedang dosa merasa kecil dan rendah diri di sisi Allah.
لاصغيرة اذاقابلك عدله ولاكبيرة اذاواجهك فضله
60. "Tidak ada dosa kecil jika Allah menghadapi engkau dengan keadilan-Nya, dan tidak berarti dosa besar jika Allah menghadapimu dengan karunia-Nya."
Syarah
Yang dinamakan Adil yaitu: pelaksanaan hukum Allah didalam kerajan-Nya yang tidak ada yang menentangnya. Apabila sifat adilnya Allah itu dilaksanakan pada orang yang di benci Allah, maka batal semua kebaikannya, dan dosa kecilnya akan menjadi dosa besar.
Yang dinamakan Fadhol yaitu: pemberian Allah kepada hambanya yang tidak ada balasannya. Apabila sifat Fadholnya Allah diberikan pada hambanya yang dicintai-Nya, dosa dan kesalahan yang besar akan di anggap kecil oleh Allah.
Nabi shollAllahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada dosa besar jika disertai dengan istighfar [minta ampun], dan tidak dapat dianggap dosa kecil jika dikerjakan terus menerus."
Yahya bin Muadz rodhiyAllahu 'anhu dalam berdoa ia berkata: "Tuhanku, jika Engkau kasihan kepadaku, Engkau ampunkanlah semua dosaku, tetapi jika Engkau murka kepadaku, tidaklah Engkau terima amal kebaikanku.''
Syeih as-Syadzili ra. berkata dalam do’anya: Ya robbi,semoga amal jelekku engkau jadikan seperti amal jeleknya orang yang engkau cintai, dan amal kebaikanku jangan engkau jadikan seperti kebaikannya orang yang engkau benci.