Al-Hikam Pasal 86
Tanda Orang Yang Tertipu
الحزنُ علٰى فِقداَنِ الطَّاعةِ مع عدمِ النُّهوْضِ اليها من علامات الاِغتِرارِ
"Merasa susah karena tidak dapat melakukan suatu amal ibadah yang disertai oleh rasa malas untuk melakukannya, itu suatu tanda bahwa ia terpedaya [tertipu] oleh syaitan".
Syarah
Jika ketinggalan suatu amal kebaikan merasa sedih, tetapi bila mendapat kesempatan tidak segera melakukannya, maka itu suatu tanda telah dipermainkan oleh nafsu dan syaitan. susah yang seperti ini adalah susah yang bohong, dan nangis yang seperti ini juga nangis yang bohong. Sebagai mana dikatakan sebagian ulama’ “Banyak mata yang menangis akan tetapi hatinya masih keras. karena orang tersebut tidak aman dari tipuan Allah yang samar.Allah tidak memberikan pada orang tersebut apa yang manfaat pada dirinya tapi malah memberi sesuatu yang membohongi dirinya, yaitu susah dan menangis yang bohong. Adapun susah yang sesungguhnya yaitu, susah yang mendorong dirinya untuk melakukan taat yang disertai nangis yang benar. dan itu termasuk dari maqomnya salik.
Bersabda Nabi shollAllahu 'alaihi wasallam:
"Sesungguh Allah menyukai pada tiap hati yang selalu berduka cita".
Syeikh Abu Ali ad-Daqqo’ berkata:
"Seorang yang menyesal dapat menempuh jalan menuju kepada Allah dalam waktu satu bulan, apa yang tidak dapat ditempuh oleh orang yang tidak menyesal dalam beberapa tahun. Karena itu termasuk dalam sifat utama bagi Rosululloah shollAllahu 'alaihi wasallam. Mutawashilul-ahzan, daa'imul fikir. Rosululloah shollAllahu 'alaihi wasallam, selalu merasa berduka cita dan selalu berfikir [merenung]".
Sayyidah Robiah al-Adawiyah mendengar seseorang berkata:
''Alangkah sedihnya". Maka Rabiah berkata:
''Katakanlah, Alangkah sedikitnya rasa sedihku, sebab bila engkau benar-benar merasa sedih, tidak berkesempatan lagi untuk bersuka cita".