AL-Hikam Pasal 109 Sifat Asli Manusia Dan Waktu Terbaik Untuk Hamba

Al-Hikam Pasal 109

“Sifat Asli Manusia Dan Waktu Terbaik Untuk Hamba”


فاَقَتُكَ لكَ ذاتِيَةٌ وَوُروُدُ الاَسباَبِ مُذَكِراَتٌ لكَ بماَ خَفىَ عليكَ منهَا وَالفاقَةُ الذ ّاَتِيَةٌ لاَتَرْفَعُهاَ العَوَارِضُ

“ Kefakiran/kebutuhanmu itu adalah sifat asli dalam dzat kejadianmu, sedang sebab-sebab/kejadian yang menghinggapi dirimu itu untuk mengingatkan kamu apa yang tersembunyi bagimu dari sifat aslimu, sedangkan kebutuhan/sifat asli itu tidk bisa dihilangkan dengan sesuatu yang sementara”.

Syarah

Hikmah ini menjadi kelanjutan dari hikmah sebelumnya, yang menerangkan nikmat pemberian dari Allah.

Jadi jelas sudah, bahwa wujud/kejadianmu itu pemberian/ciptaan Tuhan, demikian pula hajat kebutuhan tiap detik untuk kelanjutan hidup, itupun pemberian Tuhan,maka jelas bahwa kebutuhan/kefakiran itu asli dalam kejadianmu.

Jadi apabila kamu lupa dengan kefakiran kamu, seolah-olah kamu tidak berhajat karena sudah hidup, dalam kondisi sehat, punya harta maka itu suatu hal yang hinggap sementara ketika engkau lupa asal kejadianmu, maka Allah memberi padamu peringatan berupa penyakit, kekurangan harta dll, untuk mengingatkan kamu asal kejadianmu (fakir). Sehingga kamu mau kembali lagi menjadi seorang hamba.

Sebagian ulama’ mengatakan : mengapa firaun mengatakan “ANA ROBBUKUMUL-A’LAA”( akulah tuhan yang maha tinggi.), itu dikarenakan firaun itu kaya dan selalu sehat tidak pernah sakit. Firaun dalam waktu 400 tahun itu tidak pernah sakit sekalipun, seumpama dia pernah sekali saja sakit kepala atau panas badannya, tentu dia tiadak akan mengku menjadi Tuhan.