Al-Hikam Pasal 115-116
“Sikap Menghadapi Bala’ & Ujian”
لِيُخَفِّفْ اَلَمَ البَلاَءِ عليكَ عِلمُكَ بِاَنَّهُ سُبْحانهُ هُوَ المُبْلى لكَ. فالذِىواجْهَتكَ منهُ الاقدارُ هُوَالذيْ عَوَّدَكَ حُسنُالاِخِتِياَرِ
115. “ Seharusnya bala’ yang menimpa padamu terasa ringan, karena engkau mengetahui bahwa Allah yang menguji(memberi bala’) padamu.maka Tuhan yang menimpakan kepadamu takdirNya itu, Dia pula yang telah biasa memberi sebaik-baik apa yang dipilihkanNya untukmu.(Dialah yang membiasakan kau merasakan sebaik-baik pilihanNya/pemberianNya)”.
Syarah
Ketahuilah, bahwa Dzat yang memeberi nikmat kepadamu punya kebiasaan senang memberi sesuatu yang terbaik untukmu, maka dilain waktu bila memberi sesuatu yang dirasakan tidak baik, tentu kamu bisa yakin bahwa itu juga terbaik untukmu.
Abu ali ad-daqqoq berkata: Suatu tanda seorang itu mendapat Taufiq karunia Allah, ialah terpeliharanya iman (Tauhid) diwaktu menghadapi bala’,ujian bencana. Wa-‘asaa -an-takrohuu syai-an-wahuwa khoirul-lakum ( Mungkin kamu tidak suka pada sesuatu, pdahal itu baik untukmu).
Abu tholib al-Makki berkata: Manusia itu tidak suka miskin, hina dan penyakit, padahal itu semua baik baginya untuk bekal di akhirat, sebaliknya ia suka kaya, sehat dan terkenal padahal itu semua bahaya disisi Allah, dan jelek akibatnya.
Al-junaidy berkata: Ketika saya tidur ditempat As-Sary as-saqothy, tiba-tiba saya di bangunkan, lalu dia berkata: Ya junaid, saya telah bermimpi seolah-olah berhadapan dengan Allah, lalu Allah berkata kepadaku: Hai Sarri, ketika Aku membuat makhluk maka semua mengaku cinta kepadaku, kemudian aku membuat dunia, maka lari dari padaku Sembilan puluh persen(90%) dan tinggal sepuluh persen(10%), kemudian aku membuat surga, maka lari dari padaku sembilan puluh persen dari sisanya itu, kemudian Aku membuat neraka, maka lari dari padaku Sembilan puluh persen dari sisanya itu, kemudian aku membuat bala’, maka lari dari padaku sembilan puluh persen dari sisa-sisanya itu.
Maka aku berkata pada sisa yang tinggal itu: Dunia kamu tidak mau, surga kamu tidak suka, neraka kamu tidak takut, bala’ musibah juga kamu tidak lari, maka apakah keinginanmu? Jawabnya: Engkau telah mengetahui keinginan kami. Aku berkata; Aku akan menurunkan kepadamu bala’ yang tidak akan sanggup menanggungnya walaupun bukit yang besar. Sabarkah kamu? Jawab mereka: Apabila Engkau yang menguji, maka terserahlah kepadamu (berbuatlah sekehendakmu), maka mereka itulah hambaku yang sebenarnya.
مَنْ ظَنَّ اِنفِكَاَكُ لُطْفِهِ عن قَدَرِهِ فَذاَكَ لِقُصُورِنَظْرِهِ
116.” Barang siapa yang mengira terlepas kasih sayang Allah sebab turunnya bala’ ujian yang ditakdirkan Allah, maka yang demikian itu disebabkan karena piciknya(dangkalnya)pandangan imannya”.
Syarah
Rosulullah saw. Bersabda: “ Jangan menuduh tidak baik terhadap segala apa yang telah ditakdirkan Allah untukmu”.
Rosulullah saw. Bersabda: jika Allah belas kasih pada seorang hamba, maka diuji dengan bala’, jika sabar maka dipilihNya, jika telah ridho maka diistimewakan”.
Abu Hurairoh ra. berkata: Rosulullah saw. Bersabda: ” Siapa yang dikehendaki Allah untuknya kebaikan, maka diujinya dengan musibah bala”.
Abu Hurairoh dan Abu Said ra. keduanya berkata: Bersabda Rosulullah saw.: “ Tiada sesuatu yang mengenai seorang mukmin berupa penderitaan, kelelahanatau risau hati/fikiran melainkan kesemua itu akan menjadi penebus dosanya”. HR. Bukhori-Muslim.
Ibnu Mas’ud ra. berkata: Rosulullah saw. Bersabda :” Tiada seorang muslim yang terkena musibah bala’ gangguan atau penyakit, danyang lebih ringan dari itu melainkan Allah menggugurkan dosanya, bagaikan gugurnya daun pohon”.
Kita jangan menjadi orang yang dangkal/piciknya pandangan,sehingga tidak dapat melihat adanya nikmat rahmat karunia dari Allah dalam takdir musibah bala’ itu hanya karena lemahnya iman keyakinan, dan tidak adanya Husnudh-dhon terhadap Allah ta’ala yang maha bijaksana dan rahmat.
Sebab kalau kita mau berhusnudhon kepada Allah banyak sekali karunia Allah yang diberikan bersamaan dengan bala’/ujian itu diantaranya:
Sebab bala’ kita oleh Allah ditempatkan dipintu rohmatNya.
Sebab bala’ nafsuu kita jadi lemah, hilang kekuatannya, hilang sifst-sifstnys nafsu yang menjatuhkan kita kepintu maksiat dan mencintai dunia.
Sebab bala’ hati mudah untuk taat spt sabar, ridho, tawakkal, zuhud dan ingin bertemu dengan Allah.
Sebab bala’ dosa-dosa hamba akan diampuni oleh Allah.dll..
Imron bin Husain ra. menderita penyakit buang air selama tiga puluh tahun tidak dapat bergerak dari tempat tidurnya, sehingga dibuatkan lubang dibawah tempat tidur untuk kencing dan buang airnya, suatu hari datang saudaranya Al alaa’ atau Muthorrif bin Assyikhir, lalu menangis melihat penderitaan Imron bin Husain, maka ditanya oleh imron : mengapakah engkau menangis? Jawabnya: karena aku melihat keadaanmu, imron berkata: jangan menangis, karena aku suka pada apa yang di sukai Allah untukku. Kemudian imron berkata; saya akan berkata kepadamu semoga bermanfaat bagimu, tetapi jangan kau buka kepda orang lain sehingga ak mati. Sesungguhnya para malaikat berziarah padaku dan member salam padaku, sehingga aku merasa senang dengan adanya mereka.
Urwah bin Az-Zubair ra. ketika sakit yang oleh dokter diputuskan harus di potong betisnya, maka ketika akan dilaksanakan, oleh dokterakan diberi obat tidur supaya tidak terasa sakitnya dipotong betisnya itu. Urwah berkata: jangan diberi obat tidur, tetapi teruskan potong beris tanpa obat tidur. Dan ketika digergaji betisnya tidak terdengar keluhan kecuali ucapan Hasby (cukup bagiku yakni rohmat Allah).
Dan setelah selesai operasinya, ia menyuruh pembantunya supaya mencuci dan membungkus potongan betisnya itu dan menguburnya dikuburan kaum muslimin, lalu ia berkata: Allah telah mengetahui bahwa kaki itu tidak pernah saya gunakan berjalan kepada maksiat, lalu ia berkata: Ya Allah, jika Engkau ambil, masih banyak sisanya, jika engkau memberi bala’,masih banyak selamatnya..