AL-Hikam Pasal 122-123 Jangan Meremehkan Wirid

Al-Hikam Pasal 122-123

“Jangan Meremehkan Wirid”


لاَيَسْتَحْقِرُ الوِرْدُ الاَّ جَهُولٌ. الوَارِدُ يُوجَدُ في الدَّارِ الاَخِراَةِ. الوِرْدُ يَنْطَوِي بِانْطواَءِ هٰذِهِ الدّاَرِ وَاَولٰى ماَ يُعْتَنىَ بِهِ ماَلاَ يَخْلُفُ وُجُودُهُ، ثُمَّ الوِرْدُ هُوَ طَالِبُهُ مِنْكَ واَالوَارِدُ اَنْتَ تَطْلُبُهُ

122.”Tidak akan meremehkan wirid, kecuali orang yang sangat bodoh, warid (karunia Allah buah dari wirid) itu akan wujud di akhirat. Wirid itu akan habis/hilang bersama habisnya dunia,. Dan sebik-baik yang harus di perhatikan oleh seseorang yaitu perkara yang apabila hilang tidak ada gantinya(wirid). Wirid itu sebagai perintah Allah padamu(haknya Allah yang harus kau penuhi), sedangkan warid itu hajat keperluanmu yang kau minta kepada Allah, maka apa imbang antara perintah Allah kepadamu(hak Allah) dengan pengharapanmu dari Allah.”.

Syarah

Wirid adalah segala macam bentuk ibadah lahir batin baik yang wajib maupun yang sunnah, sedangkan Warid: pemberian Tuhan dalam hati hamba yang berupa pemahaman,nur/cahaya,kesenagan/manisnya dalam beribadah,taufiq dan hidayahNya.

Maka sebaiknya seorang hamba menjalankan kewajibannya, karena wirid itu hanya berlaku ketika masih hidup didunia ini saja, sedang waridakan lanjut sampai di akhirat.

Rosullullah saw. Bersabda: Amal yang paling dusukai Allah ialah yang istiqomah(terus-menerus) meskipun sedikit .

Hasan al-Basry berkata: siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin ,maka dia rugi dan siapa hari ini lebih buruk dari kemarinnya, maka dia mahrum(tidak dapat rahmat),dan siapa yang tidak bertambah berarti berkurang, dan siapa yang makin berkurang amalnya, maka mati lebih baik baginya.

Ketika Al-Junaid ditegur orang karena memegang tasbih ditangannya: Tuan dalam kedudukan yang demikian itu masih menggunakan tasbih. Jawab Al-Junaid: alat yang telah menyampaikan kami, maka tidak saya tinggalkan.

Al-Junaid berkata: Orang ’aarif menerima semua amal(wirid) itu sebagai tugas dari Allah, karena itu mereka kembali menghadap pada Allah dengan kebiasaan wirid(ibadah) yang ditugaskan Allah itu. Dan andikata seribu tahun tidak akan mengurangi sedikitpun amal wiridku, kecuali jika terhalang untuk melakukannya.


وُروُدُ الاِمدادِ بِحَسْبِ الاِستِعْداَدِ وَشُرُوقُ الاَنواَرِ عَلَى حَسَبِ صَفاءِ الاَسْرَارِ

123.” Datangnya bantuan/pertolongan dari Allah itu menurut kadar persiapannya, dan terbitnya /cahaya ilahi itu menurut/tergantung pada bersih/jernihnya hati”.

Syarah

Bersihkan hatimu dari segala sesuatu selain Allah, niscaya Allah akan mengisi/memenuhi hatinya dengan pengertian-pengertian ma’rifat dan rahasia-rahasia keyakinan. Karena itu tiap-tiap waarid(pemberian karunia dari Allah) itu tergantung pada wirid, apabila wiridnya banyak maka waaridnya juga banyak, apabila wirid itu timbul dari hati yang bersih, maka datangnya waarid demikian terang jernihnya, demikian pula jika wiridnya tetap terus, maka waaridnya pun demikian tidak berhenti begitu seterusnya.