Al-Hikam Pasal 139-140
“Adab Berdo’a”
ماشاءن وجودالطلب انّما الشاءن ان ترزق حسن الاداب
139.”Yang terpenting bagimu, bukannya sekedar meminta(berdo’a), tetapai yang terpenting adalah jika kau diberi baiknya adab/tata karma kepada Tuhanmu”.
Syarah
Sebab karena adab, kamu bisa memperlihatkan ‘Ubudiyyahmu, dan mencukupi hak-haknya ke-Tuhanan Allah. dan juga bisa menerima apa yang diberi oleh Allah, tanpa merasa kurang atau kecil.sebagai kebiasaannya seorang tuan (majikan) itu mencukupi semua kebutuhan hambanya,demikian pula kewajiban seorang hamba menyerah dan pasrah kepada kebijaksanaan aturan Tuhannya.
140. “Tiada sesuatu yang menyegerakan terkabulnya permintaan(do’a) seperti dalam keadaan terpaksa (sangat butuh), dan tiada sesuatu yang dapat menyegarakandatangnya pemberian dari Allah seperti menyatakan rendah diri, dan sangat fakir”.
Syarah
Lafadz “Walaa as-ro’a” itu sebagian dari ‘atof lazimnya Malzum. Karena hina fakir itu menjadi sifat wajibnya orang mudhtor.
Allah berfirman: “ AM-MAY-YUJII-BUL-MUDH-ThORRO- IDZAA- DA-‘AAHU.”
(“ Siapakah yang dapat menyambut(menjawab) do’a orang yang terpaksa bila berdo’a kepadanya”. An-naml 62).
Mudh-thor yaitu orang yang sangat terpaksa(butuh), yang merasa sudah tidak ada daya tidak ada kekuatan lain yang dapat menolongnya, kecuali hanya Allah semata-mata. Orang yang demikianlah yang pasti segera tercapai hajat kebutuhannya,dan itulah yang bernama tauhid(meng-Esakan Allah). Dan ini diisyratkan oleh Allah dalam firmannya: “ Walaqod-nashoro-kumullahu-bi-badriu-wantum-adzillah”. ( sungguh Allah telah menolong kamu (memenangkan kamu) dalam perang badar, ketika kamu dalam keadaan hina, rendah diri tidak berdaya”.)