Al-Hikam Pasal 151-152
“Lihat Dan Pelajari Alam Ini”
اباح لك ان تنظر في الممكوّنات وما اذن لك ان تقف مع ذوات المكوّنات قل انظروا ماذافى السماوات؟ فتح لك باب الافهام ولم يقل: انظرواالسماوات لـءلا يدلك على وجودالاجرام
151. “Allah memperbolehkan kamu melihat alam sekitarmu (makhluk), tetapi Allah tidak mengizinkan engkau berhenti pada benda-benda dialam ini (makhluk). Sebagaimana firman Allah : katakanlah: perhatikanlah apa-apa yang dilangit. Semoga Allah membuka kefahaman padamu, Allah tidak brkata : perhatikan langi-langt itu. Supaya tidak menunjukkan padamu adanya benda-benda itu”.
Syarah
Pada hikmah sebelumnya mushonnif menerangkan tentang wujud/adanya alam (bisa terlihat)itu karena Nur dari Allah. ALLOOHU-NUURUS-SAMAAWATI WAL-ARDHI (Allah itulah yang menerangi langit dan bumi).dan pada hikmah ini kita dituntun untuk bisa melihat dan mempelajari alam ini.
Allah mengizinkan kita untuk melihat cipatannya supaya kita bisa bisa melihat bahwa semua itu ciptaan Allah, jangan sampai kita terjebak/berhenti hanya melihat/memperhatikan bendanya, sehingga kita tidak melihat Allah dibalik benda-benda itu.
Dalam ayat ini menggunakan FII dengan makna dhorof, yang berarti: yang harus diperhatikan yaitu apa yang ditempatkan, bukan tempatnya.
Dalam katab Latoo-iful minan, Mushonnif mengatakan: Allah menciptakan macam-macamnya makhluk bukan supaya kamu melihat makhluk itu, tapi supaya kamu bisa melihat Tuhan yang menciptakan makhluk itu yaitu Allah.
الاكوان ثابتة بإثباته وممحوّة باحد يّة ذاته
152.”Alam/makhluk ini ada(wujud) sebab di tetapkan oleh Allah, tetapi alam ini musnah/lenyap sebab sifat Esa dzatnya Allah”.
Syarah
Siapa saja yang memandang sifat Esa dzatnya Allah, pasti tidak akan menemukan sifat tetap dan nyata pada semua makhluk,. Semua makhluk itu bisa mempunyai sifat tetap kalau memandang sifat WAHIDnya Allah.
sifat AHADIYYAH menurut para Arifin Dzat yang bersih dari sifat tetap/nyata pada semua mahluk. Sedangkan sifat WAHIDIYYAH itu dzatnya Allah yang nyata ada pada semua makhluk, dan semua makhluk mempunyai sifat tetap (ada) sebab memandang adanya Allah pada semua makhluk, sehingga para Arifiin mengatakan “ AL-AHADIYYATU BAHRUN-BILA MAUJIN WAL WAA-HIDIYYATU BAHRUN MA’A MAUJIN. (Ahadiyyah itu umpama laut tanpa ombak, sedangkan Wahidiyyah itu umpama laut beserta ombaknya). Yakni: menurut pandangan para Arifin, Allah itu di ibaratkan laut, maka makhluk diibaratkan ombak yang di gerakkan oleh laut. Jadi jelasnya semua makhluk itu bukan Allah.
Ke-Esaan dzat Allah yang tidak bersekutu itu melenyapkan apa saja (makhluk),yakni tetap Allah yang tunggal dan segala sesuatu yang selainNya itu hanya bayangan belaka yang di ciptakan / di wujudkan oleh Allah.