BANYAKNYA MAKANAN YANG TIDAK THOYYIB SAAT INI

blog-img
05/11/2024

BANYAKNYA MAKANAN YANG TIDAK THOYYIB SAAT INI

Admin | Umum

Bagaimana Waspada pada Banyaknya Makanan yang Tidak Thayyib Saat Ini?

Di zaman modern ini, kehadiran berbagai jenis makanan semakin beragam. Namun, di balik keanekaragaman ini, terdapat tantangan besar bagi umat Muslim untuk tetap memilih makanan yang sesuai dengan ajaran agama. Al-Qur'an memberikan petunjuk jelas mengenai makanan yang halal dan haram.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan pada berbagai pilihan makanan. Namun, dengan banyaknya produk yang beredar di pasaran, kita harus lebih bijaksana dalam memilih makanan yang sesuai dengan pedoman Islam. Baik melalui ayat-ayat Al-Qur'an maupun hadits, terdapat arahan mengenai makanan halal dan haram, serta apa yang dapat dianggap sebagai makanan yang thayyib (baik).

Makalah ini membahas bagaimana cara kita bisa waspada terhadap makanan yang tidak thayyib dan saran untuk memilih makanan yang thayyib, serta pentingnya kewaspadaan terhadap makanan yang tidak sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

Definisi Makanan Halal dan Thayyib

Secara etimologis, thayyib memiliki arti baik, bersih, dan menyenangkan. Ketika membahas makanan, thayyib mengacu pada kualitas makanan dari segi kebersihan, gizi, dan asal usulnya. Sayangnya, saat ini banyak makanan yang diproduksi dengan mengabaikan aspek-aspek ini.

Menurut Al-Qur'an, makanan thayyib diartikan sebagai makanan yang bersih, sehat, dan diperoleh dari cara yang halal.. Sedangkan, makanan thayyib merujuk pada makanan yang tidak hanya halal, tetapi juga baik dari segi kualitas, kebersihan, dan manfaatnya. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:

وَكُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْٓ اَنْتُمْ بِهٖ مُؤْمِنُوْنَ

"Makanlah yang thayyibat dari apa yang Kami berikan kepadamu." (Al-Maidah: 88)”

Al-Qur’an Tentang Halal dan Haram

1.Ayat tentang Halal:

  • QS. Al-Baqarah – ayat 172:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ ﴿۱۷۲

“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.”

  • QS. Al-Maidah – Ayat 1:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَوْفُوْا بِالْعُقُوْدِۗ اُحِلَّتْ لَكُمْ بَهِيْمَةُ الْاَنْعَامِ اِلَّا مَا يُتْلٰى عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّى الصَّيْدِ وَاَنْتُمْ حُرُمٌۗ اِنَّ اللّٰهَ يَحْكُمُ مَا يُرِيْدُ ﴿۱

 Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji. Hewan ternak dihalalkan bagimu, kecuali yang akan disebutkan kepadamu, dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang berihram (haji atau umrah). Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai dengan yang Dia kehendaki.”

2.Ayat tentang Makanan Haram:

  • QS. Al-Baqarah – ayat 173:

اِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ بِهٖ لِغَيْرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ﴿۱۷۳

“Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

  • QS. Al-Maidah - ayat 3:

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوْذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيْحَةُ وَمَآ اَكَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْۗ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَاَنْ تَسْتَقْسِمُوْا بِالْاَزْلَامِۗ ذٰلِكُمْ فِسْقٌۗ اَلْيَوْمَ يَىِٕسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ دِيْنِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِۗ اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ﴿۳

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

 

D.Peran Hadits dalam Memahami Makanan Halal dan Thayyib

Di samping ayat-ayat Al-Qur'an, hadits Nabi Muhammad SAW juga banyak memberikan penjelasan mengenai makanan halal dan haram. Dalam satu hadits, Nabi bersabda:

"Sesungguhnya Allah mengharuskan untuk kita mengambil yang baik dan thayyibat." (HR. Muslim)

Hal ini menunjukkan pentingnya memilih tidak hanya makanan yang halal, tapi juga yang berkualitas dan memberikan manfaat bagi kesehatan kita.

Dalam berbagai hadits, Nabi Muhammad SAW memberikan petunjuk tentang makanan yang tidak thayyib. Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa tidak semua makanan yang halal baik untuk dikonsumsi. Berikut adalah beberapa poin penting yang diambil dari hadits mengenai makanan yang tidak thayyib:

  1. Sumber yang Tidak Baik
    Nabi Muhammad SAW mengingatkan umatnya untuk menjauhi makanan yang berasal dari sumber yang buruk. Salah satu hadits menyatakan:

"Setiap daging yang tumbuh dari yang haram, maka nerakalah yang layak baginya."
Hadits ini menunjukkan bahwa makanan yang diperoleh dengan cara yang tidak benar akan berdampak pada tubuh dan jiwa. ( HR. Thabrani)”

  1. Makanan yang Berlebihan dan Tidak Sehat
    Dalam Islam, moderasi sangat ditekankan. Makanan yang berlebihan, baik dari sisi kuantitas maupun jenisnya, sering kali mengarah pada keburukan bagi kesehatan. Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadits di mana Nabi SAW bersabda:

"Keluarga yang makan berlebihan adalah keluarga yang tidak diberkahi. (HR. Imam Ahmad )"
Ini mengingatkan kita akan pentingnya bertanggung jawab dalam pola makan.

  1. Makanan yang Diragukan Halalnya
    Mengonsumsi makanan atau minuman yang status halalnya diragukan juga termasuk dalam kategori makanan yang tidak thayyib. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ﴿۴۲

"Dan janganlah kamu makan makanan yang tidak halal, dan janganlah kamu mencampurkan kebenaran dengan kebatilan." (Surah Al-Baqarah: 42).

  1. Makanan yang Dihasilkan dengan Penipuan
    Praktik penipuan dalam makanan, seperti menggunakan bahan-bahan yang tidak sesuai atau mengandung zat berbahaya, juga termasuk dalam makanan yang tidak thayyib. Rasulullah SAW bersabda:

"Siapa yang menipu kami, maka dia bukan golongan kami. (HR.Ibnu Majah & Ahmad)"


Hal ini menunjukkan jikamakanan yang dihasilkan dengan tipu daya tidak diakui dalam ajaran Islam.

Cara Apa Saja Agar Terhindar Dari Makanan yang Tidak Thayyib?

Dalam kondisi saat ini, kita harus lebih waspada terhadap makanan yang mungkin tidak memenuhi syarat halal dan thayyib. Berikut beberapa tips untuk menjaga kecermatan dalam memilih makanan:

1.Buatlah Pilihan Cerdas saat Berbelanja:

Selalu periksa bahan-bahan yang terkandung dalam makanan yang akan dibeli. Pilih makanan yang minim olahan dan kaya nutrisi, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.

Sebagaimana yang tertulis di Al-Qur’an (Qs. Al-Mu’minun ayat 51):

يٰٓاَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبٰتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحًاۗ اِنِّيْ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ ۗ ﴿۵۱

artinya : “Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal yang shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

2.Dukung Pertanian Lokal dan Organik:

  • Mendukung petani lokal yang menerapkan metode pertanian berkelanjutan dapat menjadi langkah positif.
  • Makanan organik biasanya bebas dari pestisida dan hormon, serta diproduksi dengan cara yang lebih ramah lingkungan.

3.Kenali Label Produk:

  • Selalu periksa label halal pada produk makanan. Organisasi yang memberikan sertifikasi halal biasanya mencantumkan logo yang jelas.
  • Meningkatkan pengetahuan tentang makanan sehat, cara membaca label produk, dan memahami sumber makanan sangat penting. Pendidikan konsumen dapat membantu orang-orang untuk membuat pilihan yang lebih cerdas.

4.Ketahui Sumber Makanan:

  • Pilih sumber makanan yang terpercaya. Usahakan untuk mendapatkan makanan dari peternakan atau pertanian yang dikenal legal dan memenuhi standar.
  • Ikuti sumber informasi yang kredibel tentang gizi dan kesehatan. Dengan cara ini, kita dapat menghindari misinformasi yang sering beredar di media sosial.

5.Pahami Komposisi Bahan:

  • Selidiki bahan-bahan yang digunakan dalam produk. Bahan yang mungkin terlarang atau kurang baik sebaiknya dihindari.
  • Selalu periksa bahan-bahan yang terkandung dalam makanan yang akan dibeli. Pilih makanan yang minim olahan dan kaya nutrisi, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.

6.Baca Ulasan dan Rekomendasi:

  • Melihat ulasan atau rekomendasi dari konsumen lain bisa memberi gambaran tentang kualitas dan kehalalan produk.

7.Makanan yang Seharusnya Diwaspadai

Berikut adalah beberapa jenis makanan yang sebaiknya diwaspadai:

  1. Makanan Olahan:
    • Banyak produk makanan olahan mengandung bahan tambahan yang mungkin tidak halal.
  2. Makanan dari Sumber Tidak Terpercaya:
    • Makanan jalanan atau yang tidak jelas asal-usulnya dapat berisiko.
  3. Junk Food:
    • Makanan cepat saji sering mengandung bahan pengawet dan tidak seimbang secara nutrisional.
  4. Makanan dari Restoran Tidak Terjamin Kehalalannya:
    • Pastikan restoran telah bersertifikat halal jika kamu memutuskan untuk makan di luar.

KESIMPULAN

Fenomena ini menunjukkan bahwa banyaknya makanan yang tidak thoyyib berawal dari proses produksi yang tidak memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan konsumen. Banyak produk makanan kini diproduksi dengan bahan-bahan kimia, pengawet, dan aditif yang berpotensi merusak kesehatan. Selain itu, teknologi pertanian yang kurang ramah lingkungan juga berkontribusi terhadap kualitas makanan yang kita konsumsi, membuatnya tidak lagi murni dan menyehatkan.

Dalam pandangan syariat Islam, makanan yang thoyyib adalah fondasi penting untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Menurut prinsip-prinsip Islam, makanan harus berasal dari sumber yang halal, yaitu tidak hanya dari aspek legalitas makanan itu sendiri, tetapi juga dari cara produksi dan distribusinya. Syariat Islam mengajarkan para pemeluknya untuk selektif dalam memilih makanan, menghindari barang-barang yang diproduksi dengan cara yang merugikan orang lain atau menciptakan dampak negatif bagi lingkungan. Dengan menekankan pada pentingnya makanan yang thoyyib, umat Islam diajak untuk lebih peduli terhadap kualitas makanan yang mereka konsumsi, serta dampaknya terhadap kesehatan dan masyarakat.

Rasa syukur juga menjadi aspek yang penting dalam konteks ini. Seiring dengan kesadaran akan banyaknya makanan yang tidak thoyyib, umat Islam perlu mengembangkan sikap syukur terhadap makanan yang berkualitas dan halal. Rasa syukur ini bukan hanya sekadar ucapan, tetapi harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara memilih makanan yang lebih baik. Umat Islam dianjurkan untuk selalu bersyukur atas makanan yang diberikan, dan lebih bijaksana dalam membuat pilihan konsumsi demi kesehatan diri dan keluarga. Ini adalah langkah nyata dalam menciptakan pola hidup sehat yang sesuai dengan ajaran Islam, di mana setiap suapan tidak hanya memberdayakan tubuh, tetapi juga menjadi refleksi dari rasa syukur kepada Sang Pencipta.

SARAN

Untuk menghindari makanan yang tidak thoyyib, berikut adalah beberapa saran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:

  • Baca Label Produk: 

Selalu periksa label nutrisi sebelum membeli produk. Pilihlah makanan dengan bahan-bahan alami dan hindari yang mengandung pengawet, pewarna, atau bahan kimia yang tidak perlu.

  • Utamakan Makanan Segar: 

Pilihlah makanan segar seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Makanan ini lebih kaya nutrisi dan lebih baik untuk pencernaan kita.

  • Minimalkan Makanan Cepat Saji: 

Usahakan untuk mengurangi konsumsi makanan cepat saji dan ganti dengan masakan rumahan yang lebih sehat dan terjamin kebersihannya.

  • Kurangi Konsumsi Gula dan Garam: 

Batasi penggunaan gula dan garam dalam makanan. Selalu gunakan bumbu alami seperti rempah-rempah untuk memberi rasa pada masakan.

SUMBER

  1. Al-Quran Terjemah MJNA  “https://mjna.or.id/alquran
  2. Kumpulan Hadits  MJNA https://mjna.or.id/hadits
  3. Artikel kajian makanan halal di jurnal keagamaan
  4. Buku tentang prinsip dasar ekonomi dan makanan syariah
  5. Mahfud, A. (2021). Pangan Sehat dan Halal: Dari Pertanian hingga Konsumsi. Jakarta: Penerbit Andalan.
  6. Indra, S. (2020). Makanan Thoyyib: Membangun Pola Makan Sehat dalam Keluarga. Bandung: Publisher Sejahtera.
  7. Hinata, K. (2022). Bahan Tambahan Makanan: Bahaya dan Solusi. Yogyakarta: Pustaka Utama.
  8. Buku "Makanan Halal dan Haram" oleh Dr. A. Rahman
  9. Artikel mengenai kesehatan makanan di jurnal kesehatan Islam
  10. Sumber-sumber online terpercaya tentang halal dan thayyib.
Bagikan Ke:

Populer