Ilmu Hadits

blog-img
22/10/2022

Ilmu Hadits

Admin | Sholawat

A. Hadits Berdasarkan Penyandaran

hadits Qudsi

A.1. Hadits Qudsi

Qudsi ialah Secara bahasa (Etimologis), kata Qudsi dinisbahkan kepada kata Al-Quds (Suci). Artinya, hadits yang dinisbahkan kepada Dzat yang Maha suci, yaitu Allah Ta'ala. Dan secara istilah (terminologis) definisinya adalah: Sesuatu (hadits) yang dinukil dari Nabi Shallallahu 'alaihi Wa Sallam yang disandarkan oleh beliau kepada Rabb-nya.

Hadits Marfu

A.2. Hadits Marfu'

Marfu' ialah sabda atau perbuatan, taqrir atau sifat yang disandarkan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

hadits Mauquf

A.3. Hadits Mauquf

Mauquf ialah perkataan, perbuatan atau taqrir yang disandarkan kepada seorang sahabat.

hadits Maqthu

A.4 Hadits Maqthu'

Maqthu' ialah perkataan atau taqrir yang disandarkan kepada tabi'in atau generasi berikutnya.


B. Hadits Berdasarkan Gugurnya Sanad

hadits Mursal

B.1. Hadits Mursal

Mursal ialah hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi langsung disandarkan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, tanpa menyebutkan nama orang (sahabat) yang menceritakan kepadanya.

hadits Mudhal

B.2. Hadits Mu'dhal

Mu'dhal ialah hadits/berita yang dua orang perawi atau lebih gugur/putus dalam satu tempat secara berurutan.

hadits Munqathi

B.3. Hadits Munqathi'

Munqathi' ialah hadits/berita yang di tengah sanadnya gugur/terputus seorang rawi atau beberapa rawi, tetapi tidak berturut-turut.

hadits Muallaq

B.4. Hadits Mu'allaq

Mu'allaq ialah hadits yang dari awal sanadnya gugur/terputus seorang perawi atau lebih dengan berturut-turut.


C. Hadits Berdasarkan Jumlah Riwayat

hadits Gharib

C.1. Hadits Gharib

Gharib ialah hadits yang diriwayatkan hanya dengan satu sanad.

hadits Aziz

C.2. Hadits 'Aziz

'Aziz ialah hadits yang diriwayatkan dua jalan saja.

hadits Masyhur

C.3. Hadits Masyhur

Masyhur ialah hadits yang diriwayatkan lebih dari dua jalan, dan belum mencapai derajat Mutawatir.

hadits Mutawatir

C.4. Hadits Mutawatir

Mutawatir ialah hadits yang diriwayatkan dengan banyak sanad yang berlainan perawinya, dan mustahil mereka bisa berkumpul untuk berdusta membuat hadits itu.

Bagikan Ke:

Populer