بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَاِنْ كَادُوْا لَيَسْتَفِزُّوْنَكَ مِنَ الْاَرْضِ لِيُخْرِجُوْكَ مِنْهَا وَاِذًا لَّا يَلْبَثُوْنَ خِلٰفَكَ اِلَّا قَلِيْلًا ﴿٧٦﴾
wa ing kādụ layastafizzụnaka minal-arḍi liyukhrijụka min-hā wa iżal lā yalbaṡụna khilāfaka illā qalīlā
Dan sungguh, mereka hampir membuatmu (Muhammad) gelisah di negeri (Mekah) karena engkau harus keluar dari negeri itu, dan kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak akan tinggal (di sana), melainkan sebentar saja. (76)
Ibnu abi Hatim dan al-Baihaqi dalam ad-dalail meriwayatkan dari hadis Syarh bin HAusyab dari Abdurrahman bin Ghunm bahwa orang-orang yahudi mendatangi NAbi saw dan berkata,”kalau kamu seorang nabi, pergilah ke syam, sebab syam adalah tanah Mahsyar dan tanah para nabi.”Rasulullah membenarkan perkataan mereka sehingga beliau pergi ke perang tabuk hendak merebut syam. Sesampainya di Tabuk, Allah menurunkan ayat-ayat dari surat al-Isra setelah surat ini ditutup, ‘dan sungguh mereka hampir membuatmu gelisah...’(17:76) Allah swt memerintahkan beliau kembali ke madinah dan berfirman,”disanalah tempatmu hidup, disana pula tempatmu mati dan disana pula tempatmu dibangkitkan (pada Hari kiamat). Jibril berkata kepada beliau,”mintalah kepada tuhanmu, sebab setiap Nabi punya permintaan”. Maka beliau bertanya, “kamu suruh aku minta apa?” ia menjawab dengan ayat 80 surat ini. Ayat-ayat ini turun sekembali dari Tabuk.
Riwayat ini mursal, sanadnya lemah, tapi ada penguat dari mursal said bin zubair yang diriwayatkan oleh Ibnu abi Hatim . orang-orang musyrik berkata kepada Nabi saw,’para nabi dahulu tinggal di syam. Mengapa kamu tinggal di madinah? Maka beliau berniat melihat syam, hingga turunlah ayat ini. Riwayat ini punya jalur lain yang mursal yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir bahwa yang mengatakan hal ini kepada beliau adalah sejumlah Yahudi.