بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
اَمْ يَحْسَبُوْنَ اَنَّا لَا نَسْمَعُ سِرَّهُمْ وَنَجْوٰىهُمْ ۗ بَلٰى وَرُسُلُنَا لَدَيْهِمْ يَكْتُبُوْنَ ﴿٨٠﴾
am yaḥsabụna annā lā nasma'u sirrahum wa najwāhum, balā wa rusulunā ladaihim yaktubụn
Ataukah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan Kami (malaikat) selalu mencatat di sisi mereka. (80)
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Muhamad bin Ka’ab Al-Qurazhi, bahwa ketika ketiga orang bangsa Quraisy dan Tsaqif duduk disisi Ka’bah, salah seorang dari mereka berkata: “Bagaimana pendapatmu, apakah Allah mendengar omongan kita?” yang lain menjawabnya: “Apabila kamu berbicara nyaring Ia akan mendengar, tapi jikakamu berbisik-bisik tentu Ia tidak akan mendengarnya”. Maka turunlah ayat ini sebagai bantahan atas ucapan mereka.