بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
اِنَّا كَاشِفُوا الْعَذَابِ قَلِيْلًا اِنَّكُمْ عَاۤىِٕدُوْنَۘ ﴿١٥﴾
innā kāsyiful-'ażābi qalīlan innakum 'ā`idụn
Sungguh (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan kembali (ingkar). (15)
يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرٰىۚ اِنَّا مُنْتَقِمُوْنَ ﴿١٦﴾
yauma nabṭisyul-baṭsyatal-kubrā, innā muntaqimụn
(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras. Kami pasti memberi balasan. (16)
Mereka pun menghadap kepada Nabi Saw. Meminta bantuannya dengan berkata: “Ya Rasulullah! Mohonkanlah hujan bagi kami (Kaum Mudhar), karena sudah sangat menderita”. Rasulullah pun berdoa agar diturunkan hujan, dan hujan pun turun. Maka turunlah ayat selanjutnya (Surat Ad-Dukhan: 15) yang menegaskan bahwa mereka akan kembali sesat. Setelah mereka memperoleh kemewahan, mereka pun kembali kepada keadaan sediakala (durhaka). Maka turunlah ayat selanjutnya (Surat Ad-Dukhan: 16) yang menegaskan mereka akan medapat siksaan Allah yang keras (di neraka).
Dalam riwayat itu dikemukakan bahwa siksaan itu akan turun di waktu perang Badar.