Hadits Shahih Ibnu Hibban

Hadits Shahih Ibnu Hibban

Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani

Biografi Ibnu Hibban


صحيح ابن حبان ٢٥١٣: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ حَمَّادٍ سَجَّادَةُ، حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ، أَنَّهُ سَأَلَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الصَّلاَةِ قَاعِدًا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ صَلِّ قَائِمًا، فَهُوَ أَفْضَلُ، وَمَنْ صَلَّى قَاعِدًا فَلَهُ نِصْفُ أَجْرِ الْقَائِمِ، وَمَنْ صَلَّى نَائِمًا فَلَهُ نِصْفُ أَجْرِ الْقَاعِدِ‏.‏قَالَ أَبُو حَاتِمٍ‏:‏ هَذَا إِسْنَادٌ قَدْ تَوَهَّمَ مَنْ لَمْ يُحْكِمْ صِنَاعَةَ الأَخْبَارِ، وَلاَ تَفَقَّهَ فِي صَحِيحِ الآثَارِ، أَنَّهُ مُنْفَصِلٌ غَيْرُ مُتَّصِلٍ، وَلَيْسَ كَذَلِكَ، لأَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ بُرَيْدَةَ وُلِدَ فِي السَّنَةِ الثَّالِثَةِ مِنْ خِلاَفَةِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ سَنَةَ خَمْسَ عَشْرَةَ، هُوَ وَسُلَيْمَانُ بْنُ بُرَيْدَةَ أَخُوهُ تَوْأَمٌ، فَلَمَّا وَقَعَتْ فِتْنَةُ عُثْمَانَ بِالْمَدِينَةِ خَرَجَ بُرَيْدَةُ عَنْهَا بِابْنَيْهِ، وَسَكَنَ الْبَصْرَةَ، وَبِهَا إِذْ ذَاكَ عِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ، وَسَمُرَةُ بْنُ جُنْدُبٍ، فَسَمِعَ مِنْهُمَا، وَمَاتَ عِمْرَانُ سَنَةَ اثْنَتَيْنِ وَخَمْسِينَ فِي وِلاَيَةِ مُعَاوِيَةَ، ثُمَّ خَرَجَ بُرَيْدَةُ مِنْهَا بِابْنَيْهِ إِلَى سِجِسْتَانَ، فَأَقَامَ بِهَا غَازِيًا مُدَّةً، ثُمَّ خَرَجَ مِنْهَا إِلَى مَرْوَ عَلَى طَرِيقِ هَرَاةَ، فَلَمَّا دَخَلَهَا وَطَّنَهَا، وَمَاتَ سُلَيْمَانُ بْنُ بُرَيْدَةَ بِمَرْوَ وَهُوَ عَلَى الْقَضَاءِ بِهَا سَنَةَ خَمْسٍ وَمِائَةٍ، فَهَذَا يَدُلُّكُ عَلَى أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ بُرَيْدَةَ سَمِعَ عِمْرَانَ بْنَ حُصَيْنٍ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 2513: Abu Ya'la mengabarkan kepada kami, Al Hasan bin Hammad Sajjadah menceritakan kepada kami, Abu Usamah menceritakan kepada kami dari Husain Al Mu'allim, dari Abdullah bin Buraidah, dari Imran bin Hushain, bahwa dia bertanya kepada Rasulullah tentang shalat dalam keadaan duduk, lalu Nabi menjawab, "Shalatlah dengan posisi berdiri, karena itu lebih utama. Siapa yang shalat dengan posisi duduk maka dia akan mendapatkan setengah pahala orang yang shalat dengan berdiri. Siapa yang shalat dengan berbaring maka dia akan mendapatkan pahala setengah dari orang yang shalat dengan duduk"411 2:1 Abu Hatim berkata, "Orang yang kurang ahli dan kurang memahami ilmu hadits akan beranggapan bahwa sanad ini terputus dan tidak bersambung, padahal tidak, karena Abdullah bin Buraidah dilahirkan pada tahun ketiga masa pemerintahan Umar bin Al Khaththab —tahun 15 H— bersama dengan Sulaiman bin Buraidah, karena mereka saudara kembar. Tatkala terjadi fitnah yang melanda Utsman, Buraidah keluar meninggalkan Madinah dengan membawa kedua anaknya (Abdullah serta Sulaiman) menuju Bashrah, dan ketika itu ada Imran bin Hushain serta Samurah bin Jundub di Bashrah, maka dia mendengar hadits dari kedua sahabat Nabi ini. Imran meninggal dunia pada tahun 52 H, pada masa pemerintahan Mu'awiyah. Selanjutnya Buraidah keluar membawa kedua anaknya ini menuju Sijistan, dan di sana dia menetap sebagai pasukan tempur beberapa waktu, kemudian keluar ke Marw melalui jalan Harah, dan dia lalu memutuskan untuk menetap selamanya di sana. Sulaiman sendiri meninggal di Marw sebagai hakim pada tahun 105 H. Ini menunjukkan bahwa Abdullah bin Buraidah mendengar dari Imran bin Hushain.

Shahih Ibnu Hibban Nomer 2513