مسند أحمد ٨٨٧: حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ هَانِئِ بْنِ هَانِئٍ وَهُبَيْرَةَ بْنِ يَرِيمَ عَنْ عَلِيٍّ أَنَّ ابْنَةَ حَمْزَةَ تَبِعَتْهُمْ تُنَادِي يَا عَمُّ يَا عَمُّ فَتَنَاوَلَهَا عَلِيٌّ فَأَخَذَ بِيَدِهَا وَقَالَ لِفَاطِمَةَ دُونَكِ ابْنَةَ عَمِّكِ فَحَوِّلِيهَا فَاخْتَصَمَ فِيهَا عَلِيٌّ وَزَيْدٌ وَجَعْفَرٌ فَقَالَ عَلِيٌّ أَنَا أَخَذْتُهَا وَهِيَ ابْنَةُ عَمِّي وَقَالَ جَعْفَرٌ ابْنَةُ عَمِّي وَخَالَتُهَا تَحْتِي وَقَالَ زَيْدٌ ابْنَةُ أَخِي فَقَضَى بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِخَالَتِهَا وَقَالَ الْخَالَةُ بِمَنْزِلَةِ الْأُمِّ ثُمَّ قَالَ لِعَلِيٍّ أَنْتَ مِنِّي وَأَنَا مِنْكَ وَقَالَ لِجَعْفَرٍ أَشْبَهْتَ خَلْقِي وَخُلُقِي وَقَالَ لِزَيْدٍ أَنْتَ أَخُونَا وَمَوْلَانَا فَقَالَ لَهُ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا تَزَوَّجُ ابْنَةَ حَمْزَةَ فَقَالَ إِنَّهَا ابْنَةُ أَخِي مِنْ الرَّضَاعَةِ
Musnad Ahmad 887: Telah menceritakan kepada kami Hajjaj telah menceritakan kepada kami Israil dari Abu Ishaq dari Hani` bin Hani` dan Hubairah bin Yarim dari Ali bahwa Anak perempuan Hamzah mengikuti mereka dan memanggil: "Wahai pamanku, wahai pamanku." Ali menghampirinya dan memegang tangannya, dan berkata kepada Fathimah: "Bawalah anak pamanmu dan peliharalah." Kemudian terjadi perselisihan antara Ali, Zaid dan Ja'far. Ali berkata: "Saya yang akan mengambilnya karena dia adalah anak pamanku." Ja'far berkata: "Dia anak pamanku juga, bahkan bibinya (dari pihak ibu) menjadi istriku." Zaid berkata: "Dia putri saudaraku." Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam memutuskan bahwa yang berhak adalah bibinya (dari pihak ibu), dan beliau bersabda: "Kedudukannya sebagaimana ibu." Dan beliau berkata kepada Ali radliyallahu 'anhu: "Kamu adalah bagian dariku dan aku adalah bagian darimu." Beliau berkata kepada Ja'far: "Kamu mirip denganku dalam hal fisik dan akhlaq." Beliau berkata kepada Zaid: "Kamu adalah saudara kami dan bekas budak kami." Ali radliyallahu 'anhu bertanya kepada beliau: "Wahai Rasulullah! Kenapa anda tidak menikahi putri Hamzah itu?" Beliau menjawab: "Dia adalah anak saudaraku sesusuan."
Musnad Ahmad Nomer 887