سنن الدارقطني ٢٤٩: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ الشَّافِعِيُّ , نا مُحَمَّدُ بْنُ شَاذَانَ , نا مُعَلَّى بْنُ مَنْصُورٍ , نا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ , نا أَبُو خَلْدَةَ , قَالَ: قُلْتُ لِأَبِي الْعَالِيَةِ: رَجُلٌ لَيْسَ عِنْدَهُ مَاءٌ عِنْدَهُ نَبِيذٌ أَيَغْتَسِلُ بِهِ فِي جَنَابَةٍ؟ , قَالَ: «لَا» , فَذَكَرْتُ لَهُ لَيْلَةَ الْجِنِّ , فَقَالَ: «أَنَبْذَتُكُمْ هَذِهِ الْخَبِيثَةُ إِنَّمَا كَانَ ذَلِكَ زَبِيبٌ وَمَاءٌ»
Sunan Daruquthni 249: Abu Bakar Asy-Syafi'i menceritakan kepada kami, Muhammad bin Syadzan mengabarkan kepada kami, Mu'alla bin Manshur mengabarkan kepada kami, Marwan bin Mu'awiyah mengabarkan kepada kami, Abu Khaldah mengabarkan kepada kami, ia mengatakan, "Aku tanyakan kepada Ali Al Aliyah, 'Seseorang yang tidak membawa air namun ia mempunyai rendaman/perasan sari buah, apa boleh ia mandi junub dengannya?' Ia menjawab, 'Tidak boleh.' Kemudian aku sampaikan kepadanya tentang malam jin, maka ia pun berkata, 'Rendaman/perasan sari buah kalian ini buruk. Sedangkan yang itu (dalam peristiwa malam jin) adalah dari anggur kering dan air'."
Sunan Daruquthmi Nomer 249