Muhammad bin Ishaq Abu Bakar bin Khuzaimah an Naisabury
صحيح ابن خزيمة ٥٨٧: نا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ، نا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَطَاءٍ، وَهُوَ مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ نَسَبُهُ إِلَى جَدِّهِ، عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ اعْتَدَلَ قَائِمًا، فَذَكَرَ بَعْضَ الْحَدِيثِ، وَقَالَ: ثُمَّ قَالَ: «اللَّهُ أَكْبَرُ» ، وَرَكَعَ، ثُمَّ اعْتَدَلَ وَلَمْ يَصُبَّ رَأْسَهُ وَلَمْ يُقْنِعْ، وَوَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: «سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ» ، وَرَفَعَ يَدَيْهِ، وَاعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلًا، ثُمَّ هَوَى إِلَى الْأَرْضِ سَاجِدًا، ثُمَّ قَالَ: «اللَّهُ أَكْبَرُ» ، ثُمَّ تَجَافَى عَضُدَيْهِ عَنْ إِبْطَيْهِ، وَفَتَحَ أَصَابِعَ رِجْلَيْهِ، ثُمَّ ثَنَى رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَقَعَدَ عَلَيْهَا، ثُمَّ اعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ في مَوْضِعِهِ مُعْتَدِلًا، ثُمَّ هَوَى سَاجِدًا، ثُمَّ قَالَ: «اللَّهُ أَكْبَرُ» ، ثُمَّ ثَنَى رِجْلَهُ وَقَعَدَ، وَاعْتَدَلَ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ فِي مَوْضِعِهِ، ثُمَّ نَهَضَ، ثُمَّ صَنَعَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِثْلَ ذَلِكَ، حَتَّى إِذَا قَامَ مِنَ السَّجْدَتَيْنِ كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهمَا مَنْكِبَيْهِ كَمَا صَنَعَ حِينَ افْتَتَحَ الصَّلَاةَ، ثُمَّ صَنَعَ كَذَلِكَ حَتَّى إِذَا كَانَتِ الرَّكْعَةُ الَّتِي تَنْقَضِي فِيهَا الصَّلَاةُ أَخَّرَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وقَعَدَ عَلَى شِقِّهِ مُتَوَرِّكًا، ثُمَّ سَلَّمَ " قَالَ أَبُو بَكْرٍ: مُحَمَّدُ بْنُ عَطَاءٍ هُوَ مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ نا بِهِ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ، أنا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، وَهَكَذَا قَالَ: عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَطَاءٍ
Shahih Ibnu Khuzaimah 587: Muhammad bin Basyar mengabarkan kepada kami, Yahya bin Said Al Qaththan menceritakan kepada kami, Abdul Hamid bin Atha' menceritakan kepadaku, —ia adalah Muhammad bin Amr bin Atha' Nasabnya sampai kepada kakeknya— dari Abu Humaid As-Sa’idi, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam apabila mendirikan shalat, beliau melakukan I'tidal dengan posisi berdiri." As-Sa'idi menyebutkan bagian hadits. Dan, ia berkata, “Kemudian Rasulullah mengucapkan 'Allahu akbar', ruku lalu i'tidal. Beliau menegakkan kepalanya dan tidak ditundukkan, serta meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya kemudian beliau mengucapkan samiallahu liman hamidah, lalu mengangkat kedua tangannya ber-i'tidal sampai setiap persendian kembali pada posisinya dalam keadaan i'tidal. Kemudian turun ke tanah dalam keadaan sujud, lalu mengucapkan Allahu akbar, kemudian merenggangkan kedua lengannya dari kedua ketiaknya, melebarkan jari-jari kedua kaki, membengkokkan kaki kirinya lalu mendudukinya kemudian i'tidal, sampai masing-masing persendian (tulang) kembali pada posisinya dalam keadaan i'tidal, lalu turun dalam keadaan sujud. Kemudian mengucapkan, Allahu akbar lalu membengkokkan kakinya dan mendudukinya serta melakukan i'tidal sampai masing-masing persendian kembali pada posisinya lalu bangun kemudian melakukan hal seperti itu pada rakaat kedua sehingga apabila ia bangun dari kedua sujud, maka ia membaca takbir dan mengangkat kedua tangannya sampai berada sejajar dengan kedua pundaknya sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukannya saat beliau memulai shalat. Beliau melakukan hal seperti itu sehingga apabila tiba pada rakaat di mana shalat akan selesai, beliau membelakangkan kaki kirinya dan menduduki sebagiannya dalam keadaan duduk tawaruk lalu mengucapkan salam. ” 737 Abu Bakar berkata, “Muhammad bin Atha’ adalah Muhammad bin Amr bin Atha' Abdurrahman bin Basyar bin Al Hakam mengabarkan dengan hadits, Yahya bin Said menceritakan kepada kami. Demikianlah ia mengatakan dari Muhammad bin Atha’.
Shahih Ibnu Khuzaimah Nomer 587