المستدرك ٤: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ عَيَّاشِ بْنِ عَبَّاسٍ الْقِتْبَانِيُّ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ عُمَرَ، خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ يَوْمًا فَوَجَدَ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ عِنْدَ قَبْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَبْكِي، فَقَالَ: مَا يُبْكِيكَ يَا مُعَاذُ؟ قَالَ: يُبْكِينِي حَدِيثٌ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «الْيَسِيرُ مِنَ الرِّيَاءِ شِرْكٌ، وَمَنْ عَادَى أَوْلِيَاءَ اللَّهِ فَقَدْ بَارَزَ اللَّهَ بِالْمُحَارَبَةِ، إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْأَبْرَارَ الْأَتْقِيَاءَ الْأَخْفِيَاءَ، الَّذِينَ إِنْ غَابُوا لَمْ يُفْتَقَدُوا، وَإِنْ حَضَرُوا لَمْ يُعْرَفُوا، قُلُوبُهُمْ مَصَابِيحُ الْهُدَى، يَخْرُجُونَ مِنْ كُلِّ غَبْرَاءَ مُظْلِمَةٍ» . «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ وَلَمْ يُخَرَّجْ فِي الصَّحِيحَيْنِ، وَقَدِ احْتَجَّا جَمِيعًا بِزَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ الصَّحَابَةِ، وَاتَّفَقَا جَمِيعًا عَلَى الِاحْتِجَاجِ بِحَدِيثِ اللَّيْثِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ عَيَّاشِ بْنِ عَبَّاسٍ الْقِتْبَانِيِّ وَهَذَا إِسْنَادٌ مِصْرِيٌّ صَحِيحٌ وَلَا يَحْفَظُ لَهُ عِلَّةٌ»

Al Mustadrak 4: Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Ar-Rabi' bin Sulaiman menceritakan kepada kami, Abdullah bin Wahb menceritakan kepada kami, Al-Laits bin Sa'ad mengabarkan kepadaku dari Ayyasy bin Abbas Al Qitbani, dari Zaid bin Aslam, dari ayahnya, bahwa pada suatu hari Umar keluar menuju masjid, lalu dia mendapati Mu'adz bin Jabal menangis di sisi makam Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Umar pun bertanya, "Apa yang membuatmu menangis, wahai Mu'adz?" Mu'adz menjawab, "Aku menangis karena suatu hadits yang pernah aku dengar dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda, 'Riya yang sedikit adalah syirik. Barangsiapa memusuhi wali-wali Allah, maka dia telah menyatakan perang terhadap Allah secara terang-terangan. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang baik yang bertakwa, yang suka menyamarkan diri (yang menyepi dari masyarakat dan tidak diketahui tempatnya). Jika mereka tidak ada maka mereka tidak dicari, dan jika mereka ada maka mereka tidak dikenal. Hati mereka adalah lentera petunjuk, mereka keluar dari setiap masalah yang sulit'." Hadits ini shahih dan tidak dinukil dalam Ash-Shahihain. Al Bukhari dan Muslim sama-sama menjadikan Yazid bin Aslam dari ayahnya, dari para sahabat sebagai hujjah. Selain itu, keduanya juga sama-sama sepakat menjadikan hadits Al-Laits bin Sa'ad dari Ayyasy bin Abbas Al Qutbani sebagai hujjah. Ini merupakan sanad yang shahih dan tidak diketahui memiliki cacat.

Al Mustadrak Imam Al Hakim Nomer 4