بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ﴿١١﴾
yā ayyuhallażīna āmanụ lā yaskhar qaumum ming qaumin 'asā ay yakụnụ khairam min-hum wa lā nisā`um min nisā`in 'asā ay yakunna khairam min-hunn, wa lā talmizū anfusakum wa lā tanābazụ bil-alqāb, bi`sa lismul-fusụqu ba'dal-īmān, wa mal lam yatub fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụn
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (11)
Penyusun kitab sunan yang empat meriwayatkan dari Abu Jabirah Ibnudh-Dhahhak yang berkata, “Adakalanya seorang laki-laki memiliki dia atau tiga nama panggilan. Boleh jadi ia kemudian dipanggil dengan nama yang tidak disenanginya. Sebagai responsnya, turunlah ayat, “...dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk...” Imam At-Tirmidzi menyatakan bahwa riwayat ini berkualitas hasan
Imam Al-Hakim dan lainnya juga meriwayatkan, “Pada masa jahiliyyah dahulu, orang-orang biasa digelari dengan nama-nama tertentu. Suatu ketika, Rasulullah memanggil seorang laki-laki dengan gelarnya. Seseorang lalu berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya gelar yang engkau sebut itu adalah gelar yang tidak disenanginya.’ Allah menurunkan ayat, “...dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk...”
Dalam riwayat Imam Ahmad yang juga dari Abu Jabirah disebutkan, “Ayat ini turun berkenaan dengan kami, Bani Salamah. Pada saat Nabi saw sampai di Madinah, setiap laki-laki dari kami pasti memiliki dua atau tiga nama panggilan. Suatu ketika, Nabi Saw memanggil salah seorang dari mereka dengan nama tertentu. Orang-orang lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ia marah dengan panggilan tersebut.’ Tidak lama kemudian, turunlah ayat ini.”