Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani
صحيح ابن حبان ٢٤١٧: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ شُعْبَةَ، عَنْ عَبْدِ رَبِّهِ بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ، عَنِ ابْنِ مُحَيْرِيزٍ، عَنِ الْمُخْدَجِيِّ، قَالَ: سَأَلَ رَجُلٌ أَبَا مُحَمَّدٍ- رَجُلاً مِنَ الأَنْصَارِ- عَنِ الْوِتْرِ، فَقَالَ: الْوِتْرُ وَاجِبٌ كَوُجُوبِ الصَّلاَةِ، فَأَتَى عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ، فَذُكِرَ ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ: كَذَبَ أَبُو مُحَمَّدٍ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: خَمْسُ صَلَوَاتٍ افْتَرَضَهُنَّ اللَّهُ عَلَى عِبَادِهِ، مَنْ لَمْ يَنْتَقِصْ مِنْهُنَّ شَيْئًا اسْتِخْفَافًا بِحَقِّهِنَّ، فَإِنَّ اللَّهَ جَلَّ وَعَلاَ جَاعِلٌ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَهْدًا أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ جَاءَ بِهِنَّ وَقَدِ انْتَقَصَ مِنْهُنَّ شَيْئًا اسْتِخْفَافًا بِحَقِّهِنَّ، لَمْ يَكُنْ لَهُ عِنْدَ اللهِ شَيْءٌ، إِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ، وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُ.
Shahih Ibnu Hibban 2417: Umar bin Muhammad Al Hamdani mengabarkan kepada kami, dia berkata: Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, dia berkata: Ibnu Abi Adi menceritakan kepada kami dari Syu'bah, dari Abdu Rabbih bin Sa'id, dari Muhammad bin Yahya bin Habban, dari Ibnu Muhairiz, dari Al Mukhdaji, dia berkata, "Seorang laki-laki bertanya kepada Abu Muhammad —orang Anshar— tentang witir, lalu dia menjawab, "Witir itu wajib sebagaimana wajibnya shalat." Lalu datanglah Ubadah bin Shamit, dan dilaporkan kepadanya tentang hal itu, maka dia berkata, "Abu Muhammad telah berbohong, karena aku mendengar Rasulullah bersabda, 'Hanya ada lima shalat yang diwajibkan Allah kepada para hamba-Nya. Barangsiapa tidak mengurangi sedikit pun dari itu karena menganggap remeh, maka Allah Jalla wa Ala akan membuat perjanjian untuknya pada Hari Kiamat bahwa dia akan dimasukkan ke dalam surga. Barangsiapa melaksanakan shalatnya dengan menguranginya lantaran meremehkan urusan shalat, maka dia tidak punya perjanjian dengan Allah, sehingga jika Allah berhendak, Dia akan menyiksanya, dan jika Allah berkehendak, Dia akan mengampuninya'." 289 34:5
Shahih Ibnu Hibban Nomer 2417