Hadits Shahih Ibnu Hibban

Hadits Shahih Ibnu Hibban

Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani

Biografi Ibnu Hibban


صحيح ابن حبان ٢٤١٩: أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا أُمَيَّةُ بْنُ بِسْطَامٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، قَالَ‏:‏ حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ الْقَاسِمِ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ صَيْفِيٍّ، عَنْ أَبِي مَعْبَدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا بَعَثَ مُعَاذًا إِلَى الْيَمَنِ قَالَ‏:‏ إِنَّكَ تَقْدُمُ عَلَى قَوْمٍ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ، فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ عِبَادَةُ اللهِ، فَإِذَا عَرَفُوا اللَّهَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِهِمْ وَلَيْلَتِهِمْ، فَإِذَا فَعَلُوهُ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةً تُؤْخَذُ مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ، فَإِذَا أَطَاعُوا بِهَذَا فَخُذْ مِنْهُمْ، وَتَوَقَّ كَرَائِمَ أَمْوَالِ النَّاسِ‏.‏قَالَ أَبُو حَاتِمٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ‏:‏ الاِسْتِدْلاَلُ بِمِثْلِ هَذِهِ الأَخْبَارِ عَلَى أَنَّ الْوِتْرَ لَيْسَ بِفَرْضٍ تَكْثُرُ فِيمَا ذَكَرْنَا مِنْهَا غُنْيَةٌ لِمَنْ وَفَقَّهُ اللَّهُ لِلسَّدَادِ، وَهَدَاهُ لِسُلُوكِ الرَّشَادِ أَنَّ الْوِتْرَ لَيْسَ بِفَرْضٍ، وَكَانَ بَعْثُ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ إِلَى الْيَمَنِ قَبْلَ خُرُوجِهِ مِنَ الدُّنْيَا بِأَيَّامٍ يَسِيرَةٍ، وَأَمَرَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُخْبِرَهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِهِمْ وَلَيْلَتِهِمْ، وَلَوْ كَانَ الْوِتْرُ فَرْضًا، أَوْ شَيْئًا زَادَهُ اللَّهُ جَلَّ وَعَلاَ لِلنَّاسِ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ كَمَا زَعَمَ مَنْ جَهِلَ صِنَاعَةَ الْحَدِيثِ، وَلَمْ يُمَيِّزْ بَيْنَ صَحِيحِهَا وَسَقِيمِهَا، لَأَمَرَ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ أَنْ يُخْبِرَهُمْ أَنَّ اللَّهَ جَلَّ وَعَلاَ فَرَضَ عَلَيْهِمْ سِتَّ صَلَوَاتٍ لاَ خَمْسًا، فَفِيمَا وَصَفْنَا أَبْيَنُ الْبَيَانِ بِأَنَّ الْوِتْرَ لَيْسَ بِفَرْضٍ، وَبِاللَّهِ التَّوْفِيقُ‏.‏

Shahih Ibnu Hibban 2419: Al Hasan bin Sufyan mengabarkan kepada kami, dia berkata: Umayyah bin Bistham menceritakan kepada kami, dia berkata: Yazid bin Zura'i menceritakan kepada kami, dia berkata: Rauh bin Al Qasim menceritakan kepada kami dari Ismail bin Umayyah, dari Yahya bin Abdullah bin Shaifi, dari Abu Ma'bad, dari Ibnu Abbas, bahwa ketika Rasulullah mengutus Mu'adz ke Yaman, beliau berpesan, "Kamu akan mendatangi kaum dari Ahli Kitab, maka hal pertama yang kamu sampaikan ke mereka adalah ibadah kepada Allah. Jika mereka sudah mengenal Allah, kabarkan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan mereka untuk shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka sudah melaksanakannya, kabarkan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan mereka untuk mengeluarkan zakat yang akan diambil dari harta mereka dan dikembalikan kepada orang-orang miskin di antara mereka. Jika mereka patuh dalam hal ini, ambillah (zakat) itu dari mereka, dan jagalah harta terbaik yang mereka miliki."291 34:5 Abu Hatim berkata, "Mencari dalil seperti khabar-khabar yang mengatakan bahwa witir bukan shalat fardhu sangat mudah, karena dalil yang menyatakan hal tersebut amatlah banyak. Apa yang kami sebutkan sebagian dari khabar-khabar tersebut sudah mencukupi untuk menegaskan bahwa shalat witir bukanlah wajib. Diantara dalil tersebut adalah ketika Nabi mengutus Mu'adz ke Yaman beberapa, hari sebelum beliau meninggal dunia, beliau menyuruh Mu'adz menyampaikan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan shalat lima waktu sehari semalam kepada mereka. Seandainya shalat witir itu wajib atau sebuah kewajiban tambahan dari Allah selain shalat lima waktu tersebut sebagaimana yang dipahami oleh orang yang kurang pengetahuan terhadap hadits dan tidak bisa membedakan mana yang shahih dan dha'if, niscaya Nabi memerintahkan Mu'adz bin Jabal untuk mengabarkan penduduk Yaman bahwa Allah telah mewajibkan shalat enam waktu, bukan lima waktu. Maka apa yang kami sebutkan adalah keterangan yang paling jelas, bahwa shalat witir bukanlah shalat wajib. Hanya kepada Allah kami memohon taufiq. 292

Shahih Ibnu Hibban Nomer 2419