Hadits Shahih Ibnu Hibban

Hadits Shahih Ibnu Hibban

Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani

Biografi Ibnu Hibban


صحيح ابن حبان ٢٥: أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى، حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي نُعْمٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ‏:‏ بَعَثَ عَلِيٌّ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْيَمَنِ بِذَهَبٍ فِي أَدَمٍ، فَقَسَمَهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ زَيْدِ الْخَيْلِ، وَالأَقْرَعِ بْنِ حَابِسٍ، وَعُيَيْنَةَ بْنِ حِصْنٍ، وَعَلْقَمَةَ بْنِ عُلاَثَةَ، فَقَالَ أُنَاسٌ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنْصَارِ‏:‏ نَحْنُ أَحَقُّ بِهَذَا، فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَشَقَّ عَلَيْهِ، وَقَالَ‏:‏ أَلاَ تَأْمَنُونِي وَأَنَا أَمِينُ مَنْ فِي السَّمَاءِ، يَأْتِينِي خَبَرُ مَنْ فِي السَّمَاءِ صَبَاحًا وَمَسَاءً‏؟‏ فَقَامَ إِلَيْهِ نَاتِئُ الْعَيْنَيْنِ، مُشْرِفُ الْوَجْنَتَيْنِ، نَاشِزُ الْوَجْهِ كَثُّ اللِّحْيَةِ، مَحْلُوقُ الرَّأْسِ، مُشَمَّرُ الإِزَارِ، فَقَالَ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، اتَّقِ اللَّهَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏:‏ أَوَ لَسْتُ بِأَحَقِّ أَهْلِ الأَرْضِ أَنْ أَتَّقِيَ اللَّهَ‏؟‏ ثُمَّ أَدْبَرَ، فَقَامَ إِلَيْهِ خَالِدٌ سَيْفُ اللهِ فَقَالَ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، أَلاَ أَضْرِبُ عُنُقَهُ‏؟‏ فَقَالَ‏:‏ لاَ، إِنَّهُ لَعَلَّهُ يُصَلِّي، قَالَ‏:‏ إِنَّهُ رُبَّ مُصَلٍّ يَقُولُ بِلِسَانِهِ مَا لَيْسَ فِي قَلْبِهِ، قَالَ‏:‏ إِنِّي لَمْ أُومَرْ أَنْ أَشُقَّ قُلُوبَ النَّاسِ، وَلاَ أَشُقَّ بُطُونَهُمْ، فَنَظَرَ إِلَيْهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُقَفَّى، فَقَالَ‏:‏ إِنَّهُ سَيَخْرُجُ مِنْ ضِئْضِئِ هَذَا قَوْمٌ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ قَالَ عُمَارَةُ فَحَسِبْتُ أَنَّهُ قَالَ‏:‏ لَئِنْ أَدْرَكْتُهُمْ لَأَقْتُلَنَّهُمْ قَتْلَ ثَمُودَ‏.

Shahih Ibnu Hibban 25: Abu Ya’la mengabarkan kepada kami: Abu Khaitsamah menceritakan kepada kami: Jarir menceritakan kepada kami, dari Umarah bin Qa’qa, dari Abdurrahman bin Abu Nu’m, dari Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata: Ali mengirimkan emas (bi dzahab) dalam kulit yang disamak, kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dari Yaman. Lalu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam membagikannya di antara Zaid Al Khail, Al Aqra’ bin Habis, Uyainah bin Hishn, dan Alqamah bin Ulatsah. Maka sekelompok orang dari Muhajirin dan Anshar berkata, “Kami lebih berhak atas ini.” Hal itu sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau pun merasa sedih dan berkata, “Tidakkah kalian percaya kepadaku, sedang aku adalah orang kepercayaan Dzat yang ada di langit; kabar dari langit datang kepadaku pagi dan petang?” Lalu seseorang yang kedua matanya mencuat (naati al 'ainain), kedua tulang pipinya timbul (musyrif al wajnatain), wajahnya menonjol (naasyiz al waihi), jenggotnya lebat, kepalanya gundul, dan kain sarungnya disingsingkan berdiri kepada beliau sambil berkata, “Wahai Rasulullah, bertakwalah kepada Allah.” Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, “bukankah aku penghuni bumi yang paling pantas untuk bertakwa kepada Allah?” Kemudian laki-laki itu berpaling. Maka Khalid, Saifullah, berdiri dan berkata, “Wahai Rasulullah, biar aku penggal lehernya?” Beliau berkata, “Jangan! Barangkali dia masih mengerjakan shalat.” Dia berkata, “Sesungguhnya betapa banyak orang yang shalat mengatakan dengan lidahnya berbeda dengan yang ada dalam hatinya.” Beliau menjawab, “ Sesungguhnya aku tidak diperintahkan untuk membelah hati manusia dan tidak pula untuk membelah perut mereka.” Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menoleh kepada lelaki itu ketika ia sedang berpaling membelakangi (muqaffan). Lalu beltau berkata, “Sesungguhnya akan keluar dari keturunan laki-laki suatu kaum yang membaca Kitab Allah, tetapi tidak melewati pangkal tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana melesatnya anak panah dari busurnya” Umarah berkata: Aku kira beliau berkata, “Seandainya aku menjumpai mereka, niscaya aku akan memerangi mereka sebagaimana memerangi kaum Tsamud.” 3: 10

Shahih Ibnu Hibban Nomer 25