Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani
صحيح ابن حبان ٢٩: أَخْبَرَنَا عِمْرَانُ بْنُ مُوسَى السِّخْتِيَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ حَدَّثَ حَدِيثًا، وَهُوَ يَرَى أَنَّهُ كَذِبٌ، فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِينَ.
Shahih Ibnu Hibban 29: Imran bin Musa As-Sakhtiyani mengabarkan kepada kami, dia berkata: Utsman bin Abu Syaibah menceritakan kepada kami, dia berkata: Waki’ menceritakan kepada kami, dia berkata: Syu’bah menceritakan kepada kami, dari Hakam, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Samurah bin Jundub, dia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda; “Siapa menceritakan sebuah hadits, sedang dia menduga (yuraa) bahwa itu dusta, maka dia adalah salah satu dari dua orang yang berdusta (ahad al kaadzibaini).” 2:109
Shahih Ibnu Hibban Nomer 29