Muhammad bin Ishaq Abu Bakar bin Khuzaimah an Naisabury
صحيح ابن خزيمة ١٧٢٠: نا مُحَمَّدُ بْنُ أَبَانَ، نا وَكِيعٌ، حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ عُثْمَانَ الْكِلَابِيُّ، حَدَّثَنِي إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَطِيَّةَ الْأَنْصَارِيُّ، حَدَّثَتْنِي جَدَّتِي، " أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا جَمَعَ نِسَاءَ الْأَنْصَارِ فِي بَيْتٍ , فَأَتَانَا عُمَرُ فَقَامَ عَلَى الْبَابِ فَسَلَّمَ , فَرَدَدْنَا عَلَيْهِ السَّلَامَ , فَقَالَ: أَنَا رَسُولُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْكُنَّ , فَقُلْنَا: مَرْحَبًا بِرَسُولِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ , قَالَ: أَتُبَايِعْنَ عَلَى أَنْ لَا تُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئًا , وَلَا تَسْرِقْنَ , وَلَا تَزْنِينَ؟ قَالَتْ: قُلْنَا: نَعَمْ , فَمَدَدْنَا أَيْدِيَنَا مِنْ دَاخِلِ الْبَيْتِ , وَمَدَّ يَدَهُ مِنْ خَارِجٍ , قَالَتْ: وَأُمِرْنا أَنْ نُخْرِجَ الْحُيَّضَ وَالْعَوَاتِقَ فِي الْعِيدَيْنِ , وَنُهِينَا عَنِ اتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ , وَلَا جُمُعَةَ عَلَيْنَا. قَالَ: قُلْتُ لَهَا: مَا الْمَعْرُوفُ الَّذِي نُهِيتُنَّ عَنْهُ؟ قَالَتِ: النِّيَاحَةُ ".
Shahih Ibnu Khuzaimah 1720: Muhammad bin Aban memberitakan kepada kami, Waki’ memberitakan kepada kami, Ishak bin Utsman Al Kilabi menceritakan kepadaku, Ismail bin Abdurrahman bin Athiyah Al Anshari memberitakan kepada ku, nenekku memberitakan kepada kami bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam pernah mengumpulkan beberapa wanita anshar di sebuah rumah. Kemudian Umar bin Khathab datang menemui kami. Ia berdiri di depan pintu rumah seraya memberi salam. Lalu kami menjawab salamnya. Selanjutnya Umar bin Khathab berkata, "Aku adalah utusan Rasulullah kepada kalian." Lalu kami menjawab, "Selamat datang kami ucapkan kepada utusan Rasulullah!" Kemudian Umar bin Khathab berkata, "Apakah kalian mau berjanji untuk tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, dan juga tidak berzina?" Kami menjawab, "ya, kami berjanji." Selanjutnya kami mengulurkan tangan kami dari dalam rumah dan Umar bin Khathab mengulurkan tangannya dari luar rumah. Lalu ia memerintahkan kami yang sedang haid untuk pergi shalat dua hari raya dan kami dilarang untuk mengiringi jenazah serta shalat jum’at. Selanjutnya aku bertanya kepada kaum wanita tersebut, "Apa lagi yang dilarang untuk kalian lakukan?" Mereka menjawab, "Meratapi orang yang meninggal dunia."
Shahih Ibnu Khuzaimah Nomer 1720