Muhammad bin Ishaq Abu Bakar bin Khuzaimah an Naisabury
صحيح ابن خزيمة ١٧٢٨: نا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي الْحُسَيْنِ السِّمنَّانِيُّ , ثنا أَبُو تَوْبَةَ الرَّبِيعُ بْنُ نَافِعٍ، حَدَّثَنِي الْهَيْثَمُ بْنُ حُمَيْدٍ، ح، وَحَدَّثَنِي زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى بْنِ أَبَانَ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، ثنا الْهَيْثَمُ، أَخْبَرَنِي أَبُو مَعْبَدٍ وَهُوَ حَفْصُ بْنُ غَيْلَانَ , عَنْ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ الْأَيَّامَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى هَيْئَتِهَا , وَيَبْعَثُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ زَهْرَاءَ مُنِيرَةً، أَهْلُهَا يَحُفُّونَ بِهَا كَالْعَرُوسِ تُهْدَى إِلَى كَرِيمِهَا , تُضِيءُ لَهُمْ , يَمْشُونَ فِي ضَوْئِهَا , أَلْوَانُهُمْ كَالثَّلْجِ بَيَاضًا , وَرِيحُهُمْ يَسْطَعُ كَالْمِسْكِ , يَخُوضُونَ فِي جِبَالِ الْكَافُورِ , يَنْظُرُ إِلَيْهِمُ الثَّقَلَانِ , مَا يُطْرِقُونَ تَعَجُّبًا، حَتَّى يَدْخُلُوا الْجَنَّةَ , لَا يُخَالِطُهُمُ أَحَدٌ إِلَّا الْمُؤَذِّنُونَ الْمُحْتَسِبُونَ» . هَذَا حَدِيثُ زَكَرِيَّا بْنِ يَحْيَى
Shahih Ibnu Khuzaimah 1728: Abu Ja’far Muhammad bin Abu Husain As-Samnani memberitakan kepada kami, Abu Taubah Rabi’ bin Nafi memberitakan kepada kami, Al Haitsam bin Hamid menceritakan kepadaku, Ha, Zakaria bin Yahya bin Aban menceritakan kepada ku, Abdullah bin Yusuf menceritakan kepada ku, Haitsam menceritakan kepada kami. Abu Ma’bad —yaitu Hafash bin Gailan— memberitakan kepada kami, dari Thawus, dari Abu Musa Al Asy'ari yang berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah bersabda, 'Sesungguhnya Allah akan membangkitkan semua pada hari kiamat kelak sesuai dengan bentuknya masing-masing. Maka hari jum’at itu akan dibangkitkan pada hari kiamat kelak dalam kondisi yang cerah ceria dan berseri-seri. Para penduduknya mengelilinginya laksana pengantin wanita yang akan dipersembahkan kepada pasangannya. Ia menerangi jalan bagi para penduduknya hingga mereka dapat berjalan dalam keadaan yang terang benderang. Warna para penduduknya putih bersih seperti salju. Aroma mereka harum semerbak laksana minyak kesturi. Mereka berjalan di pegunungan kapur yang dapat terlihat oleh jin dan manusia dengan penuh keheranan. Setelah itu, mereka pun masuk ke dalam surga. Tidak ada seorang yang dapat mengikuti mereka (masuk ke dalam surga) kecuali mereka yang memang telah diizinkan."
Shahih Ibnu Khuzaimah Nomer 1728