Hadits Shahih Ibnu Khuzaimah

Hadits Shahih Ibnu Khuzaimah

Muhammad bin Ishaq Abu Bakar bin Khuzaimah an Naisabury

Biografi Ibnu KHuzaimah


صحيح ابن خزيمة ١٧٨٦: أنا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي ابْنَ جَعْفَرٍ، نا شَرِيكٌ وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ , عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ الْمَسْجِدَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ مِنْ بَابٍ كَانَ نَحْوَ بَابِ الْقَضَاءِ , وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ عَلَى الْمِنْبَرِ يَخْطُبُ , فَاسْتَقْبَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا , ثُمَّ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتِ الْأَمْوَالُ , وَانْقَطَعَتِ السُّبُلُ , فَادْعُ اللَّهَ أَنْ يُغِيثَنَا قَالَ: فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ , ثُمَّ قَالَ: «اللَّهُمَّ أَغِثْنَا , اللَّهُمَّ أَغِثْنَا , اللَّهُمَّ أَغِثْنَا» , قَالَ أَنَسٌ: وَلَا وَاللَّهِ مَا نَرَى فِي السَّمَاءِ مِنْ سَحَابٍ وَلَا قَزْعَةٍ , وَلَا مَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ سَلْعٍ مِنْ بَيْتٍ وَلَا دَارٍ , فَطَلَعَتْ مِنْ وَرَائِهِ سَحَابَةٌ مِثْلُ التُّرْسِ , فَلَمَّا تَوَسَّطَتْ - يَعْنِي السَّمَاءَ - انْتَشَرَتْ , ثُمَّ أَمْطَرَتْ , قَالَ أَنَسٌ: فَلَا وَاللَّهِ مَا رَأَيْنَا الشَّمْسَ سَبْعًا , قَالَ: ثُمَّ دَخَلَ رَجُلٌ مِنْ ذَلِكِ الْبَابِ فِي الْجُمُعَةِ الْمُقْبِلَةِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ , فَاسْتَقْبَلَهُ قَائِمًا، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ , هَلَكَتِ الْأَمْوَالُ وَانْقَطَعَتِ السُّبُلُ , فَادْعُ اللَّهُ أَنْ يُمْسِكَهَا عَنَّا قَالَ: فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ , ثُمَّ قَالَ: «اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا , وَلَا عَلَيْنَا , اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالظِّرَابِ , وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ» , قَالَ: فَأَقْلَعَتْ وَخَرَجْنَا نَمْشِي فِي الشَّمْسِ. قَالَ شَرِيكٌ: فَسَأَلْتُ أَنَسًا: أَهُوَ الرَّجُلُ الْأَوَّلُ؟ فَقَالَ: لَا أَدْرِي. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: " السَّلْعُ: جَبَلٌ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 1786: Ali bin Hujr As-Saidi memberitakan kepada kami, Ismail bin Ja'far memberitakan kepada kami, Syarik bin Abdullah bin Abu Namir memberitakan kepada kami dari Anas bahwasanya pada suatu ketika di hari jum’at ada seorang laki-laki yang masuk ke dalam masjid melalui pintu yang menuju ke arah Daarul Qadhay kebetulan saat itu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam sedang berdiri di atas mimbar untuk menyampaikan khutbah jum'at kepada kaum muslimin. Lalu laki-laki tersebut menghadap Rasulullah sambil berdiri seraya berkata, "Wahai Rasulullah, harta benda kami telah musnah dan harapan kami telah sirna. Maka, mohonkanlah kepada Allah agar menurunkan hujan kepada kami yang sedang dilanda kekeringan!" Mendengar permohonan orang tersebut, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam langsung mengangkat kedua tangannya seraya berseru, ''ya Allah ya Tuhan kami', tolonglah kami! Ya Allah ya Tuhan kami, tolonglah kami! Ya Allah ya Tuhan kami, tolonglah kami!" Anas berkata, "Demi Allah, saat itu kami tidak melihat awan tebal. Kemudian tidak ada satu rumah pun antara kami dan bukit. Akan tetapi, tiba-tiba, awan menjadi tebal —seperti tameng— telah muncul dari balik bukit. Ketika berada di tengah langit, maka awan tersebut mulai berpencar dan menurunkan hujan yang deras. Demi Allah, mulai hari itu hingga tujuh hari berikutnya, kami tidak pernah lagi melihat matahari (karena hujan turun terus menerus)." Pada hari jum’at berikutnya, laki-laki tersebut datang lagi dan masuk ke dalam masjid melalui pintu yang sama. Kemudian ia menghadap kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang saat itu sedang berkhutbah sambil berkata, "Wahai Rasulullah, harta benda kami kini telah musnah dan harapan kami pun telah sirna (akibat hujan yang turun terus menerus). Oleh karena itu, mohonkanlah kepada Allah agar menghentikan curah hujan yang dapat membahayakan jiwa kami!" Mendengar permohonan laki-laki itu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam kembali mengangkat kedua tangannya dan berdoa, "Ya Allah ya Tuhan kami, curahkanlah air hujan tersebut ke arah sekitar kami akan tetapi hujan tersebut tidak membahayakan kami! Ya Allah ya Tuhan kami, curahkanlah air hujan itu di atas gunung-gunung, bukit-bukit, jurang-jurang, dan tempat pertanian kami! " Tak lama kemudian hujan berhenti dan kami pun pulang dari masjid dengan berjalan kaki di bawah terik sinar matahari." Syarik berkata, "Aku pernah bertanya kepada Anas, 'Apakah orang yang memohon untuk dihentikan hujan itu adalah orang pertama yang sama?’ Anas menjawab, "Aku tidak tahu." Abu Bakar berkata, "As-Sila’ itu adalah gunung.

Shahih Ibnu Khuzaimah Nomer 1786