Hadits Shahih Ibnu Khuzaimah

Hadits Shahih Ibnu Khuzaimah

Muhammad bin Ishaq Abu Bakar bin Khuzaimah an Naisabury

Biografi Ibnu KHuzaimah


صحيح ابن خزيمة ١٧٧٣: نا مُحَمَّدُ بْنُ شَوْكَرِ بْنِ رَافِعٍ الْبَغْدَادِيُّ، نا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، ثنا أَبِي، عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيُّ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ أَبِي يَحْيَى، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ، عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَمَسَّ مِنْ طِيبٍ إِنْ كَانَ عِنْدَهُ , وَلَبِسَ مِنْ أَحْسَنِ ثِيَابِهِ , ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ , فَيَرْكَعُ إِنْ بَدَا لَهُ , وَلَمْ يُؤْذِ أَحَدًا , ثُمَّ أَنْصَتَ إِذَا خَرَجَ إِمَامُهُ حَتَّى يُصَلِّيَ كَانَ كَفَّارَةً لِمَا بَيْنَهَا وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى» . قَالَ أَبُو بَكْرٍ: هَذَا مِنَ الْجِنْسِ الَّذِي أَقُولُ: إِنَّ الْإِنْصَاتَ عِنْدَ الْعَرَبِ قَدْ يَكُونُ الْإِنْصَاتُ عَنْ مُكَالَمَةِ بَعْضِهِمْ بَعْضًا دُونَ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ , وَدُونَ ذِكْرِ اللَّهِ وَالدُّعَاءِ , كَخَبَرِ أَبِي هُرَيْرَةَ: كَانُوا يَتَكَلَّمُونَ فِي الصَّلَاةِ فَنَزَلَتْ: وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا الأعراف: 204 ، فَإِنَّمَا زُجِرُوا فِي الْآيَةِ عَنْ مُكَالَمَةِ بَعْضِهِمْ بَعْضًا , وَأُمِرُوا بِالْإِنْصَاتِ عِنْدَ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ: الْإِنْصَاتِ عَنْ كَلَامِ النَّاسِ لَا عَنْ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَالتَّسْبِيحِ وَالتَّكْبِيرِ وَالذِّكْرِ وَالدُّعَاءِ , إِذِ الْعِلْمُ مُحِيطٌ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يُرِدْ بِقَوْلِهِ: «ثُمَّ أَنْصَتَ إِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ حَتَّى يُصَلِّيَ» أَنْ يُنْصِتَ شَاهِدُ الْجُمُعَةِ فَلَا يُكَبِّرَ مُفْتَتِحًا لِصَلَاةِ الْجُمُعَةِ , وَلَا يُكَبِّرَ لِلرُّكُوعِ , وَلَا يُسَبِّحَ فِي الرُّكُوعِ , وَلَا يَقُولَ: رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ بَعْدَ رَفْعِ الرَّأْسِ مِنَ الرُّكُوعِ , وَلَا يُكَبِّرَ عِنْدَ الْإِهْوَاءِ إِلَى السُّجُودِ , وَلَا يُسَبِّحَ فِي السُّجُودِ , وَلَا يَتَشَهَّدَ فِي الْقُعُودِ , وَهَذَا لَا يَتَوَهَّمُهُ مَنْ يَعْرِفُ أَحْكَامَ اللَّهِ وَدِينَهُ , فَالْعِلْمُ مُحِيطٌ أَنَّ مَعْنَى الْإِنْصَاتِ فِي هَذَا الْخَبَرِ: عَنْ مُكَالَمَةِ النَّاسِ , وَعَنْ كَلَامِ النَّاسِ , لَا عَمَّا أُمِرَ الْمُصَلِّي مِنَ التَّكْبِيرِ وَالْقِرَاءَةِ وَالتَّسْبِيحِ وَالذِّكْرِ الَّذِي أُمِرَ بِهِ فِي الصَّلَاةِ , فَهَكَذَا مَعْنَى خَبَرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إِنْ ثَبَتَ -: «وَإِذَا قَرَأَ فَأَنْصِتُوا» : أَيْ: أَنْصِتُوا عَنْ كَلَامِ النَّاسِ. وَقَدْ بَيَّنْتُ مَعْنَى الْإِنْصَاتِ وَعَلَى كَمْ مَعْنًى يَنْصَرِفُ هَذَا اللَّفْظُ فِي الْمَسْأَلَةِ الَّتِي أَمْلَيْتُهَا فِي الْقِرَاءَةِ خَلْفَ الْإِمَامِ "

Shahih Ibnu Khuzaimah 1773: Muhammad bin Syaukar bin Rafi' Al Baghdadi, Ya’kub bin Ibrahim memberitakan kepada kami,bapakku menceritakan kepada kami, dari Ibnu Ishak, Muhammad bin Ibrahim At-Taimi memberitakan kepada ku, dari Imran bin Abu Yahya, dari Abdullah bin Ka’ab bin Malik, dari Abu Ayyub Al Anshari yang berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, 'Barangsiapa mandi pada hari jum’at, lalu memakai minyak wangi, dan mengenakan pakaian yang terbaik, kemudian ia pergi ke masjid serta melaksanakan shalat sunnah tahiyatul masjid, ia tidak mengganggu jama’ah lain, dan mendengarkan apabila imam (khatib) keluar (untuk berkhutbah) hingga shalat jum ’at dilaksanakan, maka hal itu akan menjadi penghapus dosa antara hari jum'at ini dan hari jum’at selanjutnya'." Abu Bakar berkata, "Ungkapan ini termasuk dari jenis yang aku maksudkan bahwa mendengarkan itu menurut orang arab adalah mendengarkan pembicaraan yang satu dengan yang lainnya tanpa membaca Al Qur'an, berzikir, ataupun berdoa. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah, 'Dulu kaum muslimin selalu berbicara dalam shalat hingga turun ayat yang berbunyi: "Apabila Al Qur'an itu dibacakan, maka dengarkanlah dengan baik". 'Dalam ayat ini jelas bahwasanya mereka dilarang untuk berbicara antara satu dengan yang lain dan diperintahkan untuk mendengarkan bacaan Al Qur'an, bertasbih, bertakbir, dan berdoa. Karena diketahui bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam tidak bermaksud dengan sabdanya kemudian ia diam dan mendengarkan apabila imam keluar (untuk berkhutbah) hingga shalat dilaksanakan', itu agar orang yang hadir dalam shalat jum’at itu diam dan tidak bertakbir ketika iftitah (membuka) shalat, atau ketika ruku, atau tidak bertasbih ketika ruku, tidak membaca 'rabbana walakalhamd' setelah mengangkat kepala dari ruku, tidak bertakbir ketika akan sujud, tidak bertasbih ketika sujud, dan tidak membaca doa tasyahud saat duduk. Dan telah diketahui pula bahwa arti inshaat (diam dan mendengarkan) dalam hadits ini adalah tidak berbicara dengan orang lain dan bukan tidak boleh untuk bertakbir, membaca doa, bertasbih, dan berzikir yang diperintahkan dalam shalat. Demikianlah arti hadits Nabi Muhammad — jika benar— Apabila dibacakan ayat Al Qur'an, maka dengarkanlah', yaitu tidak berbicara dengan orang lain. Selain itu, kami telah menerangkan pula arti kata Al Inshaat dan macam-macamnya dalam bab Al Qiraa'ah khalfal Imam.

Shahih Ibnu Khuzaimah Nomer 1773