Muhammad bin Ishaq Abu Bakar bin Khuzaimah an Naisabury
صحيح ابن خزيمة ٣٦: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ الْهَمْدَانِيُّ، ثنا يُونُسُ بْنُ بُكَيْرٍ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي صَدَقَةُ بْنُ يَسَارٍ، عَنِ ابْنِ جَابِرٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى، ثنا سَلَمَةُ يَعْنِي ابْنَ الْفَضْلِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، حَدَّثَنِي صَدَقَةُ بْنُ يَسَارٍ، عَنْ عُقَيْلِ بْنِ جَابِرٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةِ ذَاتِ الرِّقَاعِ مِنْ نَخْلٍ، فَأَصَابَ رَجُلٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ امْرَأَةَ رَجُلٍ مِنَ الْمُشْرِكِينَ، فَلَمَّا انْصَرَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَافِلًا أَتَى زَوْجُهَا وَكَانَ غَائِبًا، فَلَمَّا أُخْبِرَ الْخَبَرَ حَلَفَ لَا يَنْتَهِي حَتَّى يُهَرِيقَ فِي أَصْحَابِ مُحَمَّدٍ دَمًا، فَخَرَجَ يَتْبَعُ أَثَرَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَنَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ مَنْزِلًا فَقَالَ: «مَنْ رَجُلٌ يَكْلَؤُنَا لَيْلَتَنَا هَذِهِ؟» فَانْتَدَبَ رَجُلٌ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَرَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ، فَقَالَا: نَحْنُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «فَكُونَا بِفَمِ الشِّعْبِ» قَالَ: وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ قَدْ نَزَلُوا إِلَى الشِّعْبِ مِنَ الْوَادِي، فَلَمَّا أَنْ خَرَجَ الرَّجُلَانِ إِلَى فَمِ الشِّعْبِ قَالَ الْأَنْصَارِيُّ لِلْمُهَاجِرِيِّ: أَيُّ اللَّيْلِ أَحَبُّ إِلَيْكَ أَنْ أَكْفِيَكَهُ أَوَّلَهُ أَوْ آخِرَهُ؟ قَالَ: بَلِ اكْفِنِي أَوَّلَهُ قَالَ: فَاضْطَجَعَ الْمُهَاجِرِيُّ فَنَامَ، وَقَامَ الْأَنْصَارِيُّ يُصَلِّي قَالَ: وَأَتَى زَوْجُ الْمَرْأَةِ، فَلَمَّا رَأَى شَخْصَ الرَّجُلِ عَرَفَ أَنَّهُ رَبِيئَةُ الْقَوْمِ قَالَ: فَرَمَاهُ بِسَهْمٍ فَوَضَعَهُ فِيهِ قَالَ: فَنَزَعَهُ فَوَضَعَهُ وَثَبَتَ قَائِمًا يُصَلِّي، ثُمَّ رَمَاهُ بِسَهْمٍ آخَرَ فَوَضَعَهُ فِيهِ قَالَ: فَنَزَعَهُ فَوَضَعَهُ وَثَبَتَ قَائِمًا يُصَلِّي، ثُمَّ عَادَ لَهُ الثَّالِثَةَ فَوَضَعَهُ فِيهِ فَنَزَعَهُ فَوَضَعَهُ، ثُمَّ رَكَعَ وَسَجَدَ، ثُمَّ أَهَبَّ صَاحِبَهُ، فَقَالَ: اجْلِسْ فَقَدْ أُثْبِتُّ فَوَثَبَ، فَلَمَّا رَآهُمَا الرَّجُلُ عَرَفَ أَنَّهُ قَدْ نَذَرَ بِهِ فَهَرَبَ، فَلَمَّا رَأَى الْمُهَاجِرِيُّ مَا بِالْأَنْصَارِيِّ مِنَ الدِّمَاءِ قَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ، أَفَلَا أَهْبَبْتَنِي أَوَّلَ مَا رَمَاكَ؟ قَالَ: كُنْتُ فِي سُورَةٍ أَقْرَأُهَا فَلَمْ أُحِبَّ أَنْ أَقْطَعَهَا حَتَّى أُنْفِدَهَا، فَلَمَّا تَابَعَ عَلَيَّ الرَّمْيَ رَكَعْتُ فَأَذَنْتُكَ، وَايْمُ اللَّهِ لَوْلَا أَنْ أُضَيِّعَ ثَغْرًا أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحِفْظِهِ لَقَطَعَ نَفْسِي قَبْلَ أَنْ أَقْطَعَهَا أَوْ أُنْفِدَهَا «هَذَا حَدِيثُ مُحَمَّدِ بْنِ عِيسَى»
Shahih Ibnu Khuzaimah 36: Muhammad bin Al Ala' bin Kuraib Al Hamdani menceritakan kepada kami, Yunus bin Bukair menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ishaq menceritakan kepada kami, Shidqah bin Yasar menceritakan kepada kami, dari Ibnu Jabir, dari Jabir bin Abdullah; Muhammad bin Isa menceritakan kepada kami, Salamah —maksudnya Ibnu Al Fadhl— menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin Ishaq, Shidqah bin Yasar menceritakan kepada kami dari Aqil bin Jabir, dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Kami pergi dari kebun kurma bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dalam perang Dzatur-Riqa’ lalu ada seorang muslim melukai isteri seorang musyrik. Sewaktu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam kembali, suaminya datang dari pepergiannya. Ketika ia diberi kabar berita itu, ia bersumpah tidak akan berhenti sampai dapat mengalirkan darah sahabat-sahabat Muhammad. Iapun keluar menelusuri jejak Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, dan beliau singgah di sebuah rumah, beliau bertanya, “Siapa yang mau menjaga kami malam ini?" Seorang Muhajirin dan seorang Anshar memberi jaminan, keduanya berkata, “Kami, wahai Rasulullah!” Beliau bersabda, “Berjagalah kamu di mulut jalan." Jabir berkata, “Rasulullah dan para sahabat singgah di jalan lembah. Sewaktu kedua orang itu pergi menuju mulut jalan, orang Anshar bertanya kepada Muhajirin, “Bagian malam mana yang paling kamu sukai untuk aku bangunkan, bagian awal atau akhir?” Ia menjawab, “Berjagalah di bagian pertama malam.” Yang Muhajirin-pun berbaring lalu tidur, sementara yang Anshar berdiri mengerjakan shalat. Jabir berkata, “Suami perempuan itu datang. Sewaktu ia melihat sosok orang, ia mengenali bahwa orang itu pengawas di antara kaum Nabi.” Jabir berkata, “Ia pun memanahnya dan menepatkan anak panah padanya.” Jabir berkata, “Orang Anshar itu mencabut dan meletakkannya, ia tetap berdiri meneruskan shalat. Kemudian suami perempuan itu memanahnya dengan anak panah lain dan menepatkannya pada orang Anshar.” Jabir berkata, “Kembali orang Anshar mencabut dan meletakkannya, sementara ia tetap berdiri shalat. Kemdian suami perempuan itu kembali memanah untuk yang ketiga kalinya dan menepatkan anak panah pada orang Anshar. Tapi lagi-lagi orang Anshar itu mencabut dan meletakkannya, lalu ia ruku’ dan sujud. Kemudian ia membangunkan temannya seraya berkata, “Duduklah, aku betul-betul diteguhkan.” 129 Iapun melompat, maka sewaktu laki- laki suami perempuan itu melihat mereka berdua, ia mengerti bahwa ia telah menadzarkan hal itu, lalu iapun melarikan diri. Sewaktu orang Muhajirin melihat darah pada orang Anshar, ia mengucapkan, “Maha suci Allah, apa kamu tidak membangunkanku waktu pertama ia memanahmu?” Orang Anshar menjawab, “Waktu itu aku dalam keadaan membaca surat. Aku tidak suka memutuskan bacaan sampai aku menyelesaikan surat itu. Sewaktu ia kembali memanahku, 130 aku ruku' (9/1), baru aku memberitahu-mu. Demi Allah, kalau saja aku tidak takut menyia-nyiakan menjaga perbatasan yang diperintahkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, tentu ia menghabisi nyawaku sebelum aku menghabiskan bacaan atau menyelesaikannya." 131 Ini hadits Muhammad bin Isa.
Shahih Ibnu Khuzaimah Nomer 36