بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
۞ وَمَنْ يُّهَاجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِدْ فِى الْاَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيْرًا وَّسَعَةً ۗوَمَنْ يَّخْرُجْ مِنْۢ بَيْتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ اَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ﴿١٠٠﴾
wa may yuhājir fī sabīlillāhi yajid fil-arḍi murāgamang kaṡīraw wa sa'ah, wa may yakhruj mim baitihī muhājiran ilallāhi wa rasụlihī ṡumma yudrik-hul-mautu fa qad waqa'a ajruhụ 'alallāh, wa kānallāhu gafụrar raḥīmā
Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (100)
Ibnu Abi Hatim dan Abu Ya’la meriwayatkan dengan sanad jayyid bahwa Ibnu Abbas berkata, “Dhamrah bin Jundab keluar dari rumahnya untuk hijrah. Dia berkata kepada anak-anaknya, ‘Bawalah aku keluar dari negeri orang-orang musyrik ini menuju Rasulullah saw..’ Ketika di perjalanan dia meninggal dunia sebelum sampai kepada Nabi saw.. Lalu turunlah firman Allah, ‘.. . Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya,...”
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Sa’id bin Jubair, dari Abu Dhamrah az-Zuraqi yang ketika itu sedang di Mekah. Ketika turun firman Allah, ‘Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau perempuan dan anak-anak yang tidak berdaya dan tidak mengetahui jalan (untuk berhijrah),’ (an-Nisaa’: 98) Abu Dhamrah berkata, “Saya adalah orang yang kaya dan memiliki kemampuan untuk hijrah.” Lalu dia bersiap-siap untuk hijrah ke Madinah, namun dia meninggal dunia di Tan’im. Lalu turun firman Allah swt, ‘.. .Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya...”
Ibnu Jarir meriwayatkan hadits yang serupa dari Sa’id bin Jubair, Ikrimah, Qatadah, as-Suddi, adh-Dhahak, dan yang lainnya, dan di sebagian disebutkan Dhamrah ibnul ‘Aish atau al-Aish bin Dhamrah. Sedangkan di sebagian Jundab bin Dhamrah al-Junda’i, di sebagiannya lagi ad-Dhamri. Di sebagian disebutkan, “Seorang lelaki dari Bani Dhamrah.” Di sebagian yang lain disebutkan, “Seorang lelaki dari Bani Khuza’ah.” Di sebagian yang lain disebutkan, “Seorang lelaki dari Bani Laits.” Dan di sebagian yang lain disebutkan, “Seorang lelaki dari Bani Bakar Kinanah.” Dan di sebagian yang lain disebutkan, “Bani Bakar.”
Ibnu Sa’ad dalam kitab ath-Thabaqaatul Kubra meriwayatkan dari Yazid bin Abdillah bin Qisth bahwa Jundab bin Dhamrah ketika di Mekah jatuh sakit. Lalu dia berkata kepada anak-anaknya, “Bawa aku keluar dari Mekah. Sungguh kesulitan di dalamnya telah membunuhku.” Anak-anaknya pun bertanya, “Kemana kami membawamu?” Dia pun menunjuk ke arah Madinah dan ingin hijrah. Lalu mereka membawanya ke arah Madinah. Ketika sampai di aliran air Bani Ghaffar dia meninggal dunia. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, “...Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya....”
Ibnu Abi Hatim, Ibnu Mandah, dan al-Barudi dalam ash-Shahabali meriwayatkan dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya bahwa Zubair bin Awwam berkata, “Ketika Khalid bin Haram berhijrah ke Ethiopia (Habasyah), dia digigit ular di perjalanan. Lalu dia meninggal dunia. Maka turun padanya firman Allah,”.. .Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya..” Al-Umawi meriwayatkan dalam kitab Maghaazi-nya bahwa Abdul Malik bin Umair berkata, “Ketika Aktsam bin Shaifi mendengar berita tentang diangkatnya Muhammad saw. menjadi Rasul Allah, dia ingin mendatanginya. Namun kaumnya tidak membiarkannya menemui beliau. Dia pun berkata,”Datangkan orang yang mau menyampaikan pesanku kepadanya dan menyampaikan pesannya kepadaku.’ Lalu dia mengutus dua orang untuk mendatangi Rasulullah saw.. Ketika sampai di hadapan beliau, mereka berdua berkata, ‘Kami adalah utusan Aktsam bin Shaifi. Dia bertanya kepadamu,”Siapakah engkau? Apa kedudukan engkau? Dan apa yang engkau bawa?” Rasulullah saw. menjawab, ‘Saya adalah Muhammad bin Abdillah. Dan saya adalah hamba dan rasul Allah.’ Kemudian beliau membacakan firman Allah, ‘Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kermungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (an-Nahl: 90) Kemudian keduanya kembali dan menemui Aktsam dan berkata kepadanya tentang apa yang dikatakan dan dibacakan Rasulullah saw.. Maka Aktsam berkata, ‘Wahai orang-orang, sesungguhnya dia memerintahkan akhlak yang mulia dan melarang perilaku-perilaku yang tercela. Jadilah kalian para tokoh terdepan dalam hal ini dan janganlah kalian hanya jadi pengekor di dalamnya.’ Lalu dia menunggangi untanya menuju Madinah. Namun, dia meninggal dunia di peialanan. Maka turunlah padanya firman Allah, Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya (an-Nisaa’: 100)
Riwayat ini mursal dan sanadnya adalah lemah.
Abu Hatim meriwayatkan dalam kitab al-Mu’ammariin dari dua dari Ibnu Abbas, bahwa dia ditanya tentang ayat ini. Ibnu Abbas menjawab, “Ayat ini turun pada Aktsam bin Shaifi.” Ketika dia ditanya, “Lalu mana al-Laitsi?” Dia menjawab, “Dia lama sebelum al-Laitsi. Dan ayat ini bersifat khusus dan umum sekaligus.”