بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ ﴿١٩٥﴾
wa anfiqụ fī sabīlillāhi wa lā tulqụ bi`aidīkum ilat-tahlukati wa aḥsinụ, innallāha yuḥibbul-muḥsinīn
Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (195)
al-Bukhari meriwayatkan dari Hudzaifah. ayat ini turun pada masalah sedekah.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban, al-Hakim dan yang lainnya yang bersumber dari Abi Ayub al-Anshari. Menurut Tirmidzi hadits ini shahih. Ketika Islam telah berjaya dan berlimpah pengikutnya, kaum Anshar berbisik kepada sesamanya: “Harta kita telah habis, dan Allah telah menjayakan Islam. Bagaimana sekiranya kita membangun dan memperbaiki ekonomi kembali?” Maka turunlah ayat ini. Maka kebinasaan adalah menjaga dan merawat harta dengan meninggalkan perang.
at-Thabarani meriwayatkan dengan sanad yang shahih, dari Jabir an-Nu’man bin Basyir . ada orang yang melakukan perbuatan dosa, lalu karena putus asa dia berkata ‘Allah tidak akan mengampuniku. Maka turunlah ayat ini. Hadits ini diperkuat oleh al-Hakim yang bersumber dari al-Barra